Lihat ke Halaman Asli

helmi yusro

Buruh Tulis

Mengapa Menggosip Menjadi Kegiatan yang Menyenangkan

Diperbarui: 24 Juni 2021   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tulisan ini hanyalah sekedar humor belaka, jangan dianggap serius!

Di Indonesia menggosip sudah menjadi kegiatan lumrah dikalangan masyarakat. Siapa saja bisa melakukannya, boleh melakukannya, dan mampu melakukannya tanpa ada sedikitpun intervensi dari pihak lain.

Memang menyenangkan terkadang membahas sebuah kekonyolan yang telah dilakukan tetangga atau teman. Tidak perlu dipungkiri penulis juga suka melakukannya saat sedang ngopi bersama teman.

Namun jika ditarik kebelakang, menggosip saat ini sudah berbeda dari beberapa tahun kebelakang. Sekarang semuanya serba meteriil, ada orang sukses sedikit sudah menjadi perbincangan satu RT.

Ada yang menganggapnya memelihara tuyul, ngepet, dan lain sebagainya. Namun pernahkah terlintas di benak para penggosip itu termasuk saya, bagaimana kerja keras yang dilakukan oleh orang tersebut.

Sedikitpun manusia tidak dapat mengetahui perasaan orang lain tanpa orang tersebut mengatakannya. Memang menggunjingkan seseorang sangat nikmat, namun setidaknya harus tahu kapan berhenti.

Yang paling parah sudah terjadi dan banyak disaksikan adalah kasus terakhir. Dimana seseorang yang katanya paranormal dengan santainya melayangkan tudingan bahwa seseorang mencari rezeki secara gaib.

Bagaimana pemikiran seseorang bisa sedangkal ini. Dan yang paling mengesankan lagi dari kejadian tersebut adalah orang lain juga mempercayai statement "paranormal" tersebut, kata mbah haji Rhoma Irama "Sungguh Terlalu".

Jika melihat potret kasus konyol seperti ini, dimanakah sebenarnya orang-orang meletakkan logikanya. Apakah himpitan ekonomi yang semakin berat ini memaksa kinerja otak berhenti untuk berpikir logis.

Lucu memang melihat bagaimana rakyat di negeri ini semakin kesusahan di berbagai aspek. Mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga moral, semuanya semakin terdegradasi tanpa alasan yang pasti.

Namun tidak perlu dipun

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline