Lihat ke Halaman Asli

Ancaman Disinformasi : Deepfake dan AI di Era Digital

Diperbarui: 12 Oktober 2025   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Disinformasi ancaman melalui teknologi deepfake dan artificial intelligence (AI) adalah masalah yang sangat serius yang harus segera diminimalkan oleh masyarakat dan pemerintah. Deepfake memungkinkan untuk menciptakan suara atau gambar palsu yang begitu mengejutkan, sehingga dapat diterjemahkan untuk memanipulasi opini publik, merusak reputasi seseorang, bahkan menggoyangkan stabilitas politik. Dengan demikian, teknologi ini bukan hanya sekedar inovasi, melainkan juga potensi alat yang menancap kepada kebenaran dan keadilan.

Terlebih dahulu, penggunaan deepfake dalam penyebaran informasi palsu dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap media dan lembaga publik. Ketika satu orang melihat video buatan manusia palsu yang nyata, mereka telah mengalami kesulitan untuk mengetahui mana realitas dan mana rekayasa. Hal ini menciptakan kebingungan dan ketidakpastian yang memperburuk kondisi sosial. Contohnya, video manipulasi yang menampilkan tokoh publik bertindak korup atau kriminal dapat menyerang opini masyarakat dengan kesimpulan tidak benar tanpa adanya bukti sah.

Kedua, AI juga memungkinkan penulisnya untuk menghasilkan konten palsu dalam skala besar dan otomatis, mempercepat penyebaran disinformasi dengan cara luas. Apabila tidak ada regulasi ketat dan teknologi deteksi yang cukup, masyarakat akan sulit melakukan verifikasi, sehingga berita palsu bisa diwariskan sebagai "fakta" yang diterima secara luas. Contohnya pada saat memasuki musim pemilu atau krisis nasional, dimana informasi yang akurat sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan.

Sebagai respons terhadap ancaman ini, pencegahan harus dilaksanakan melalui pendekatan multidimensi. Deepfake detection technology harus terus dikembangkan untuk dapat mengenali dan menandai content palsu dengan efektif dan efisien. Pada sisi lain, pendidikan literasi digital harus ditingkatkan agar masyarakat lebih kritis menerima informasi di cyber space. Selain itu, pemerintah juga harus menerapkan regulasi yang jelas dan tegas dalam mengatur penggunaan deepfake dan AI, serta ancaman bagi pelaku penyebar disinformasi.

Secara keseluruhan, meskipun deepfake dan AI memberikan berbagai kemajuan teknologi, imbasnya yang buruk terhadap kepercayaan masyarakat dan keamanan informasi sangat nyata. Jika tidak ada perjuangan serius untuk menyelesaikan permasalahan ini, masyarakat akan makin rentan jebak oleh arus disinformasi merugikan. Kolaborasi antara pengembang teknologi, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci utama mengurangi ancaman tersebut demi menjaga integritas informasi dan stabilitas sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline