Lihat ke Halaman Asli

Yar Agoestian

Just an ordinary man.

[Puisi] Lampu Taman

Diperbarui: 11 Juni 2020   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com/glynn424

Dalam sudut pandang mataku;
Bisakah aku menjadi nada nada kasih diantara dua sejoli yang duduk berdampingan di kursi kayu itu?  Agar aku tahu bagaimana rasanya ada disetiap kebahagian

Atau mungkin saja aku diizinkan menjadi luapan-luapan emosi seorang pria yang memaki seorang pengemis lantaran tak mau berusaha diusia muda, agar aku tahu bahwa amarah dibutuhkan untuk mengubah suatu yang buruk

Dalam sudut pandang mataku;

Aku ingin menjelma kursi kursi taman yang tiap kali pudar warnanya akan dicat, menutup kusam agar nampak menawan

Aku juga punya angan menjadi tanaman-tanaman hijau disekitaran taman yang selalu diperhatikan, disiram air setiap pagi agar segar serta dijaga wujudnya agar tak rusak.

Tapi apa aku disudut pandang mereka?

Mungkin cuma sebagai lampu taman yang harus menjadi rusak agar dapat perhatian

Yang harus mematikan terang agar mereka bilang, "kembalilah seperti dulu, kami membutuhkan mu."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline