Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Megawati Jangan Paksa Puan Merakyat, Takdirnya Cuma Cawapres

Diperbarui: 5 Oktober 2022   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri. Sumber: Antara

"Apa yang sudah disepakati secara politik, jangan pernah diperdebatkan secara estetis." - Soekarno

Puan Maharani, Ketua DPR RI, yang juga merupakan salah satu Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), tentu tidak minta dikasihani oleh siapapun juga, kecuali Megawati sendiri, sebagai ibu kandung sekaligus mentor politiknya.

Tapi penulis sungguh kasian melihatnya, seakan terpaksa dan dipaksa turun blusukan ke daerah-daerah, semata hanya ingin mengangkat elektabilitas (pakai bahasa halus pengganti kampanye).

Secara fisik memang di lapangan Puan bersama rakyat, karena settingnya mudah. Apalagi sebagai Ketua DPR RI. Tapi, Puan nampak tidak bisa menyatu dengan rakyat, kaku.

Baca juga: Prabowo-Puan Pasangan Paling Berpeluang di Pilpres 2024

Puan sebagai Ketua DPP PDI-P itu diperintahkan oleh Megawati sebagai Ketua Umum PDI-P, melakukan safari politik ke partai-partai lain dalam rangka persiapan menuju 2024. 

Padahal "politik" membaca, ini langkah taktis untuk mencari siapa yang mau jadi pasangannya menjadi cawapres. 

Tapi strategi ini melemahkan nilai jual Puan dan PDI-P yang bisa mencalonkan Capres-Cawapres tanpa koalisi, seperti mengemis saja ingin sekali "memaksa diri" menjadi Capres.

Baca juga: Cara JK Kawal Anies Tanpa Partai, Sekaligus Bikin Stres Capres Lainnya

Tak hanya itu, Puan juga diminta keliling Indonesia, bertemu kader-kader PDI-P dan masyarakat di daerah. Puan terlalu di setting oleh Megawati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline