Lihat ke Halaman Asli

Hasbiyallah

Menulis Kreatif

Berlebaran: Makna Hari Raya Idul Fithri

Diperbarui: 2 Mei 2022   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Diantara kelebihan masyarakat nusantara dalam memahami makna ajaran Islam ke dalam budaya adalah penyebutan istilah lebaran. Dalam ajaran Islam, istilah ini dikenal dengan hari raya, hari kemenangan setelah berpuasa satu bulan, dan hari Idul Fithri yaitu hari saatnya Kembali kepada kesucian (kayaumin waladathu ummuh). Istilah lebaran tersebut mewakili beberapa istilah yang dikenal dalam Islam. 

Itu artinya masyarakat nusantara mampu memahami makna mendalam dari hari raya idul fithri. Islam menjadikan dua hari raya dalam setahun, yaitu idul fithri dan idul adha. Disebut hari raya karena hari tersebut diharamkan untuk berpuasa. Semua umat Islam harus berbahagia, menyantap makanan-minuman yang telah tersajikan dan hari dimana mereka berkumpul bersama keluarga, tetangga dan masyarakatnya.

Lebaran berasal dari kata 'lebar' yang diakhiri dengan 'an'. Istilah ini sangat mendalam yang mewakili makna hikmah setelah menjalankan kewajiban beribadah puasa, maka orang-orang yang berhasil menjalankan ibadah puasa adalah orang-orang yang layak berlebaran. Berikut ini makna dan hakikat istilah lebaran sebagai makna dari hari raya Idul Fithri yang telah dirumuskan oleh masyarakat nusantara.

Pertama, lebaran bermakna 'Lebar' yakni lebar manah, lapang dada, berhati luas, dan legowo. Artinya bahwa orang-orang yang telah menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan seharusnya memiliki hati yang lapang, luas, dan hati legowo. Mereka tidak lagi memiliki sifat benci, dendam, hasud terhadap siapa pun makhluk di dunia ini. 

Karena itu, masyarakat Indonesia menjadikan momen ini untuk bermaaf-maafan kepada kerabat dekat, kerabat jauh dan para tetangga. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat nusantara memahami betul hakikat idul fithri dan hakikat dari bulan syawal.

Kedua, lebaran juga bermakan berlebar-lebar, yakni perluas wawasan, keilmuan, perlebar pengetahuan, tidak dangkal, dan tidak sempit, sebab setelah umat menjalankan ibadah puasa selama  sebagai sarana pendidikan dan pelatihan, maka umat ini memiliki keluasan ilmu, keluasan pikiran dan keluasan pengetahuan. 

Orang-orang yang punya keluasan ilmu dan pengetahuan akan mudah membedakan antara hak (kebenaran) dan bathil (keburukan), ia akan lebih bersikap dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Karena itu, pasca Ramadhan harus dijadikan hari-hari untuk terus belajar, mencari ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas diri.  

Ketiga, lebaran juga bermakna lulubaran (istilah sunda) yakni hari pembebasan dari dosa, pembebasan dari segala kesalahan dan kekhilafan. Sebab manusia tempatnya salah dan dosa.  Di hari ini, manusia harus membuka diri untuk memaafkan kesalahan orang lain, dan manusia hendaknya menyadari kesalahannya dan mendatangkan orang-orang untuk mendapat maaf dari mereka seperti orangtua, para kerabat dan masyarakat. 

Dengan demikian, hari lebaran ini menjadi lebih indah dan menyenangkan sebab tidak ada lagi kebencian, kemarahan, dendam dan kedengkian di antara umat.

Keempat, lebaran juga bermakna lebarkan sayap kasih sayang. Artinya setelah manusia dibina selama satu bulan, maka lahir lah manusia-manusia yang memiliki sifat kasih sayang, dan kasih sayang ini tidak hanya orang-orang terdekatnya tetapi juga menjangkau manusia di belahan dunia.

Melebarkan sayap kasih sayang tentunya dengan akhlak yang baik. Dunia modern ini memudahkan manusia berinteraksi antar negara di berbagai benua, maka juga penting menebarkan kasih sayang dengan akhlak terpuji kepada mereka melalui penggunaaan dunia maya yang sehat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline