Lihat ke Halaman Asli

Harmoko

Penulis Penuh Tanya

Harga Emas Pegadaian Anjlok, Apa yang Sebenarnya Kita Kejar dari Investasi?

Diperbarui: 27 Juli 2025   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Layanan Bank Emas Pegadaian(DOK. Bank BRI via KOMPAS.com)

Oleh: Harmoko

Penurunan harga emas Pegadaian menjadi momen reflektif bagi masyarakat. Artikel ini mengajak pembaca melihat investasi emas bukan sekadar dari sisi cuan, tapi juga dari makna nilai, psikologi pasar, dan pentingnya literasi keuangan. Di balik angka yang merosot, tersimpan pelajaran tentang ketenangan, strategi jangka panjang, dan harapan.

Harga emas di Pegadaian kembali tergelincir. Pada Minggu, 27 Juli 2025, emas Galeri24 anjlok Rp19.000 menjadi Rp1.895.000 per gram. UBS turun Rp7.000 jadi Rp1.914.000 per gram. Angka ini mungkin terlihat sederhana---sekilas hanya selisih digit di layar smartphone---tapi bagi sebagian masyarakat, ia adalah detak jantung stabilitas.

Emas bukan sekadar logam, bukan sekadar barang investasi. Ia adalah simbol keyakinan. Jadi saat ia turun, wajar jika ada keresahan. Tapi ini juga waktu yang pas untuk bertanya: apa sebenarnya yang kita kejar dari investasi? Apakah semata angka naik, atau ada makna lain di balik kilauannya?

Ketika Harga Turun, Kesempatan Justru Terbuka

Penurunan harga biasanya membuat dua tipe orang bereaksi:

1. Yang panik---langsung jual karena takut makin merugi.

2. Yang tenang---melihat ini sebagai momen diskon dari semesta.

Harga turun seharusnya tak selalu diartikan negatif. Justru inilah saat ideal bagi mereka yang punya niat jangka panjang untuk mulai masuk. Investasi bukan lomba lari jarak pendek, tapi maraton sabar. Emas tidak lari ke mana-mana---yang bergerak justru psikologi pasar.

Refleksi Kolektif: Menabung atau Menyimpan Kecemasan?

Di masyarakat kita, emas punya posisi sakral. Ia disimpan oleh ibu-ibu di dalam lemari, dipakai di momen sakral seperti pernikahan, bahkan jadi simbol status di beberapa daerah.

Namun kini, ketika investasi digital merajalela, banyak anak muda mulai meninggalkan logam kuning ini. Mereka pilih saham, kripto, bahkan NFT kambing (yang kadang viral, kadang kabur). Tapi tetap saja, di tengah segala ketidakpastian, emas selalu dicari saat badai datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline