Lihat ke Halaman Asli

Hamim Thohari Majdi

TERVERIFIKASI

Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

Bukan Aku Meski Aku Mau

Diperbarui: 12 Januari 2024   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tinggal dua untuk siapa (Hamim Thohari Majdi)

Bersama-sama ada keasikan dan keseruan, membangkitkat hasrat bagi yang lesu dan tidak bersemangat. Menjadi tertantang dan bersaing ketika menikmati sajian prasmana, mendahului dan bergegas,  namun beda kita harus menghabiskan dan membersihkan makanan terakhir.

Banyak yang menghindar dan menahan diri melahap sajian terakhir, mengapa sebab ? karena ada predikat yang kurang mengenakkan "bukan aku",  biar yang lain atau dibiarkan tanpa ada yang menyantap.

Ketika berbagi banyak yang berebit untuk mendapatkan dan memiliki, beda dengan tanggung jawab, lebih mudah melupakan dan melepaskan, biar tetap suci, berpredikat baik-baik saja.

Memang lepas tangan dn cuci tangan sebagai upaya menjernihkan dan glowing memancarkan kilau untuk bercermin orang lain. Harusnya kebersamaan adalah saling membahu dan meringankan beban orang lain, hingga memenuhi makna peribahasa berat sama dipikul ringan sama dijinjing.

Kadang dalam kebersamaan ada yang menonjol meski bukan sebagai yang dianut, penunjuk jalan dan membuka halang rintang. Berbasah-basah menunjukkan peduli dan kolaborasi, memua bisa terwujud bila setia keoada satu komitmen untuk mengikat tali persaudaraan.

Nilai sosial mengajarkan agar bisa menyamakan ketinggian ketika berdiri dan ada satu kesederajatan ketika dusuk bersila.

menyantap apa yang yersaji di depan posisi kita, agar tidak berebut dan menimbulkan ketimpangan.

Bukan Aku Meski Aku Mau

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 12 Januari 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline