Lihat ke Halaman Asli

E-learning sebagai Solusi bagi Dosen yang Supersibuk

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan sarana belajar melalui internet kini semakin meningkat. Kebutuhan akan informasi yang luas menuntut tiap orang menguasai teknologi. Ketersedian sarana dan prasarana mendukung proses transfer informasi. Faktor geografis tidak lagi menjadi kendala dalam mengakses materi pembelajaran.

Metode pembelajaran tradisional merupakan metode klasik yang ada sebelum munculnya metode e-learning. Metode ini menjadikan dosen  menjadi  center dalam proses pembelajaran. Mereka dianggap paling tahu akan ilmu pengetahuan yang diajarkannya. Modul pengajaran yang digunakan hanya berfokus pada buku teks. Hal ini dianggap kurang efektif karena sumber ilmu pengetahuan dari buku teks sangat terbatas. Perhatian dosen tidak dapat sepenuhnya diberikan kepada individu. Jika mahasiswa tidak mengerti materi perkuliahan dan malu bertanya, maka mahasiswa tersebut tidak akan mampu memahami materi perkuliahan dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran tidak interaktif dan bersifat satu arah.

Seiring dengan perkembangan teknologi, metode e-learning muncul dan mulai disebarluaskan. Metode ini telah dikenalkan pada tahun 1970 oleh Waller & Wilson (2001). Sumber pembelajaran metode ini berasal dari website, internet, CD-ROOM dan DVD. Penggunaan metode ini akan membantu tenaga pendidik dalam monitoring dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.

Metode e-learning merupakan sarana belajar menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Seseorang yang ingin belajar, cukup menyediakan komputer dan memiliki jaringan internet. Kemudahan menggunakan e-learning akan membantu proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan belajar mengajar. Baik tenaga pendidik dan peserta didik ikut serta dalam metode ini. Selain itu, terjadi interaksi  aktif di antara mereka. Sistem ini memungkinkan sebuah lingkungan belajar yang interaktif meskipun jarak geografis yang antara dosen dan mahasiswa berbeda.

Pada pembelajaran ini, fokus utamanya adalah mahasiswa. Suasana perkuliahan mengkondisikan mahasiswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Fasilitas yang ada membantu mahasiswa secara aktif belajar dan berinteraktif secara online. Dosen yang memiliki segudang pekerjaan dapat menggunakan metode ini. Walaupun tak berjumpa langsung, interaksi dapat dilakukan melalui chatting maupun face to face melalui beberapa aplikasi pendukung. Berbagai aplikasi ini mempermudah proses belajar mengajar. Mahasiswa pun nantinya akan familiar dan mampu berinteraksi dengan media-media pembelajaran. Kini semuanya menjadi lebih mudah. Transfer ilmu tak terbatas lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline