Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Isi Workshop Kompasiana Ditemani Hantu!

Diperbarui: 27 Oktober 2015   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah mengisi workshop dan sekonyong-konyong muncul hantu yang datang tanpa mengetuk pintu?

Jadi ceritanya, setelah berkenalan secara singkat dengan salah satu dosen Bimbingan Konseling, namanya Pak Budi Sarwono, disepakatilah agar saya memberi workshop membuat blog Kompasiana di kampus Universitas Sanata Dharma bagi para mahasiswa Bimbingan dan Konseling. 

Berbekal pengalaman memberi workshop di berbagai tempat, termasuk di UNY hingga acara KKG di Senayan, terlebih berkat support PT Elex Media Komputindo, saya mengawali workshop dengan merasakan langsung kehadiran hantu yang tak diundang itu.

24 Oktober 2015.

Pukul 8:30 pagi. Ruang Rapat Dosen Bimbingan dan Konseling, FKIP, Kampus III Sanata Dharma, Paingan (eks hutan yang dulu amat sepi).
Belum sepuluh menit mempersiapkan diri, mendadak muncul rasa tidak enak. Ada rasa gelisah yang tiba-tiba menyeruak. Ada sosok yang menakutkan. Hantu itu menyergap, sangat mengusik.

Hantu pertama yang terasa hadir adalah hantu ketelatsadaran. Hantu ini mengintai tanpa disadari korbannya, menyerang siapapun, termasuk orang pintar, cerdas, namun punya satu kelemahan penting, yaitu ketidaktelitian. Saya baru sadar jika laptop Dell Inspiron 14 5000 series tidak dilengkapi VGA port. Padahal, sudah 1 tahun saya bersamanya. Walaupun dibolak-balik seperti martabak, namun VGA Port itu tetap misterius letaknya. Ternyata baru sadar kalau laptop ini terlalu canggih untuk era yang sudah mengenal teknologi HDMI. Masalahnya, projector kampus tidak ber-HDMI. Saya yang sudah kerasukan hantu ketelatsadaran sudah tak punya waktu untuk buru-buru ke warung komputer membeli port VGA to HDMI itu.

Hantu ketelatsadaran ini menakut-nakuti saya, menteror bahwa workshop akan gagal total gara-gara laptop tak bisa memancarkan slide ke layar projector karena masalah VGA to HDMI itu. Namun untungnya, ada resep cespleng mengusir hantu jenis ini. Segera saya minta tolong ke panitia bilamana ada laptop nganggur yang bisa dimanfaatkan. Cespleng! Ternyata ada laptop 'kosong'. Presentasi pun bisa dimulai karena laptop tersebut menyimpan colokan VGA Port.

Lantas?

Hantu kedua menyerang saat presentasi berlangsung 30 menit. Tiba-tiba, saat membahas Kompasiana, listrik padam. Sejenak, terdengarlah raungan. Keras dan menyentak. Segera disadari oleh semua peserta darimana asal suara tersebut. Dari mesin diesel berukuran cukup besar. Tepat di samping ruang presentasi. Raungannya membuat lampu kembali bersinar. Tapi tak lama. Setelah itu remang-remang kembali. Laptop menyala, tapi Projector wafat karena putus-listrik.

Sepi.

Di tengah suasana itu, para peserta diganggu oleh hantu yang datang khusus di saat sepi tiba. Hantu itu menakutkan siapapun. Namanya hantu kesunyian. Ia mampu menutup otak para mahasiswa dalam kondisi sunyi tersebut, seperti mereka tak sanggup melihat peluang. Ketika dalam sunyi ada peluang untuk berbagi pikiran tentang tema blog yang akan ditulis, berbagai usulan tema yang saya sodorkan pun terasa mentok seperti tersedot oleh alam tak kasat mata. Mulai dari cara menyembuhkan kebakaran hutan hingga masalah pengasuhan siswa-siswa bermasalah, sebuah gagasan yang pasti sangat dekat dengan jurusan Bimbingan dan Konseling. Namun sayang. Semua tak berkembang. Si hantu menyerap seluruh energi kreativitas mereka. Para mahasiswa pun terhening.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline