Lihat ke Halaman Asli

Waspadai Pergaulan Bebas

Diperbarui: 9 Desember 2022   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernahkah Anda mempertimbangkan bagaimana lingkungan sosial remaja Anda terkadang dapat menekan Anda untuk menyesuaikan diri? Apa pengaruh pergaulan terhadap remaja, pada kenyataannya? Mengapa penting untuk diwaspadai?Masa remaja adalah masa kelabu, ketidakstabilan, emosi, dan ekspresi, yang akurat, bukan? Masa remaja dikenal sebagai fase antara masa kanak-kanak dan dewasa. 

WHO (Organisasi PBB untuk kesehatan dunia) menyatakan bahwa remaja dapat berusia antara 12 sampai 24 tahun, terutama bagi mereka yang berusia antara 15 sampai 17 tahun yang berstatus pelajar SMA atau sederajat. Wow, betapa terekspos!

Selain itu, karena manusia adalah makhluk sosial, mereka membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari, dan hubungan interpersonal membantu membina hubungan antar manusia. Salah satu HAM (Hak Asasi Manusia) yang perlu dibebaskan adalah pergaulan, sehingga tidak ada seorang pun yang dilarang untuk berserikat atau melakukan diskriminasi (pembedaan hak bagi manusia berdasarkan perbedaan agama, ras, suku, dll). Oleh karena itu, interaksi manusia harus bebas tetapi tetap diatur oleh prinsip-prinsip manusia untuk mencegah penyalahgunaan hukum dan hak asasi manusia.Pergaulan bebas di kalangan remaja saat ini sedang marak, terutama di kota-kota besar. 

Menurut penelitian yang dilakukan di negara bagian Carolina Utara, Amerika Serikat menemukan hubungan antara perilaku seksual remaja dan representasi seksual di media. Pertunjukannya tidak hanya berbentuk film yang ditayangkan di televisi! Namun, itu juga bisa dilakukan melalui pertunjukan, musik, dan majalah.Temuan menunjukkan bahwa remaja yang paling terdorong secara seksual oleh media cenderung melakukan hubungan seks pada usia muda, antara 14 dan 17 tahun. Itu benar-benar tak terduga!parahnya lagi, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa remaja kerap melakukan seks bebas karena sebelumnya telah mendapat informasi yang salah dari media.Pergaulan Bebas di Indonesia Tingkatkan Perilaku Seks BebasKondisi Indonesia saat ini memprihatinkan. 

Apa masalahnya? Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya hidup pribadi penduduk Indonesia saat ini adalah hedonisme (mencari kebahagiaan sebesar-besarnya), yang mendorong aktivitas seks bebas, khususnya di kalangan remaja.Menurut data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) tahun 2010, remaja yang kehilangan keperawanannya mencapai 51% di kota-kota besar seperti JABODETABEK, sedangkan di Surabaya persentasenya 54%, Medan 52%, Bandung 47%. dan 42% di Yogyakarta. 

Selain itu, sekitar 64 juta remaja Indonesia melakukan seks bebas dan menggunakan zat tropis berbahaya pada tahun 2013, yang mengerikan.Penyebab dan Dampak Pergaulan BebasRemaja melakukan prostitusi dengan berbagai alasan, terutama di kalangan pelajar. Meskipun penyebab dari setiap masalah remaja dapat berbeda-beda, namun semuanya terkait dengan masalah utama yang sama, yaitu kurangnya bimbingan dalam kehidupanremaja dalam hal 

keyakinan atau agama dan ketidakstabilan emosi. Remaja mengembangkan pola pikir yang rendah dan perilaku yang tidak dapat diprediksi sebagai akibatnya.

Remaja memiliki sikap mental yang tidak sehat, pemikiran yang tidak tepat, dan bangga dengan pergaulan mereka yang tidak pantas. Mereka hanya melakukannya untuk kepuasan pribadi karena tidak ingin direndahkan karena memiliki rasa gengsi yang berlebihan. Ayo, kalian orang-orang yang berwibawa, hati-hati.

Pelampiasan kekecewaan, ketika remaja mengalami tekanan karena ketidakpuasan dengan orang tuanya yang terlalu otoriter atau membebaskan, dengan sekolah yang terus-menerus menekan siswa (banyak tugas dan prestasi rendah), dan dengan lingkungan sosial yang mendorong masalah sosialisasi, ini tekanan membuat mereka terlibat dalam pola pikir negatif dan perilaku memanjakan diri sendiri. Bersantai dari tumpukan tugas kursus tidak harus melibatkan menyakiti diri sendiri, jadi pertimbangkan untuk melakukan hobi seperti menulis atau musik.

Ketidakmampuan remaja untuk mengasimilasi norma sosial, kemajuan teknologi, dan globalisasi. Sekali lagi, globalisasi berdampak pada pola pikir remaja. Sekedar untuk menjadi modis atau trendi, banyak dari mereka yang mengadopsi budaya Barat, yang tidak sesuai dengan itu.

Solusi untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline