Lihat ke Halaman Asli

Profit Berorganisasi dalam Membentuk Soft Skill bagi Mahasiswa

Diperbarui: 2 Oktober 2022   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mahasiswa pada dasarnya akan menghadapi dunia kerja setelah lulus kuliah. Salah satu hal yang paling diperlukan dalam kehidupan kerja adalah penguasaan hard dan soft skill siswa. Yang dimaksud dengan soft skill adalah kemampuan individu untuk fokus pada komunikasi, komunikasi dan kreativitas. Dalam kehidupan kerja saat ini, menjadi jelas bahwa soft skill sangat diperlukan dibandingkan dengan hard skill. Pada dasarnya soft skill melengkapi hard skill.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa soft skill sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam manajemen bisnis. Seperti yang dinyatakan Arnata dan Surjosepuo (201) dalam hasil penelitiannya, Harvard University di Amerika Serikat mengatakan bahwa 20% kesuksesan seseorang berasal dari kecerdasan, yaitu kemampuan untuk belajar dan memahami. Sisanya 80% berasal dari kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain. Saat ini, selain pengetahuan teknis, mahasiswa juga harus memiliki soft skill yang memadai. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dalam kehidupan kerja. Menurut Nguyen (1998), seorang ilmuwan idealnya diharapkan memiliki keseimbangan kompetensi, baik keterampilan teknis maupun non-teknis.
Kemampuannya untuk menggunakan keterampilan interpersonal sangat penting di tempat kerja. Keterampilan interpersonal sering disebut sebagai soft skills, yang meliputi komunikasi, mendengarkan, pemecahan masalah tim, hubungan lintas budaya, dan layanan pelanggan (Dubrin, 200). Menurut penelitian Murnanen (1996), Maes, Weldy, dan Icenogel (1997), pentingnya interpersonal skill dalam bisnis dan industri mengungkapkan bahwa soft skill merupakan keuntungan bisnis bagi pencari kerja.
Soft skill sendiri dapat meningkatkan kesuksesan dalam dunia karir dan dapat mengembangkan rasa percaya diri. Kegiatan berorganisasi berpengaruh positif bagi anggotanya, berdasarkan penelitian Cahyaningtyas (2010, hlm. 8) yang menyatakan bahwa partisipasi dalam organisasi memiliki banyak manfaat. Misalnya, mempraktikkan disiplin diri, terhubung dengan orang-orang, dan meningkatkan hubungan. Gagasan bahwa soft skill dapat diajarkan dan dipelajari dalam lingkungan akademik telah menyebabkan kepemimpinan dalam berbagai program pendidikan, dalam hal ini perguruan tinggi dan universitas (Brungardt, Greenleaf, Brungardt, & Arensdorf, 2006).

Soft skills pada dasarnya adalah kemampuan seseorang yang menitikberatkan pada cara komunikasi dan kreativitas seseorang yang sangat membutuhkan soft skills dalam kehidupan kerja saat ini. Soft skills melengkapi hard skills, yang dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja dalam dunia karir dan mengembangkan rasa percaya diri. Kegiatan berorganisasi juga memberikan dampak positif bagi setiap anggotanya karena dengan berorganisasi kita dapat berkomunikasi dengan sesama anggota.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline