Lihat ke Halaman Asli

Gentur Adiutama

TERVERIFIKASI

ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bekerja sebagai PNS dan Tetap Mengikuti Passion, Bisakah?

Diperbarui: 23 November 2019   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jutaan orang melamar menjadi CPNS. Apakah mereka membunuh passion? (Foto: KOMPAS)

Anak muda di Indonesia sering mendengar kalimat "Bekerjalah sesuai passion (dalam Bahasa Indonesia berarti minat) yang kita miliki" ketika sudah lulus kuliah dan mulai mencari lowongan pekerjaan. Banyak yang beranggapan bahwa apabila kita menggeluti pekerjaan yang sejalan dengan minat kita, maka itu akan membawa kebahagiaan dalam hidup.

Kalimat itu juga kemudian dibarengi dengan gambaran-gambaran indah tentang kondisi bekerja sesuai passion. Misalnya bahwa kita tidak akan mudah jenuh dan stres di kantor, kita bisa lebih produktif dalam berkarya, kita mampu lebih cepat menggapai kenaikan pada jenjang karir, dan lain sebagainya.

Maka sangat jamak bila banyak anak muda yang berjuang keras hingga jatuh bangun untuk mendapatkan pekerjaan impiannya yang sesuai passion. Tidak sedikit pula yang kemudian berinisiatif terjun ke dunia wirausaha atau jadi Youtuber karena itu dirasa lebih masuk dalam minat mereka.

Namun di sisi lain, adapula jutaan orang di Indonesia yang harus melupakan passion yang bersemayam dalam diri mereka dan memilih bekerja di bidang keahlian yang sesungguhnya tidak benar-benar ia gandrungi.

Alasannya macam-macam, mulai dari nominal penghasilan yang besar, nama perusahaan yang bergengsi tinggi, kedekatan lokasi kantor dengan tempat tinggal atau bahkan simpelnya karena kepepet saja daripada hanya jadi pengangguran.

Bekerja sesuai passion dianggap mampu menyelamatkan diri dari stress di kantor. Foto: KOMPAS.

Obrolan tentang bekerja sesuai passion juga selalu menyeruak setiap kali pemerintah Indonesia membuka seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Seperti tahun-tahun sebelumnya, instansi pemerintah pusat dan daerah sudah membuka pendaftaran peserta rekrutmen CPNS sejak awal November ini. Ada 197.117 formasi yang dapat dilamar oleh putra-putri Indonesia yang ingin mengabdikan diri pada negara.

Banyak argumen bahwa bekerja sebagai PNS itu otomatis membunuh passion yang dimiliki. Hal ini tentu membuat sebagian orang jadi ragu-ragu saat mempertimbangkan ikut seleksi CPNS. Apa benar seorang abdi negara itu lantas tidak bisa mengabdikan diri juga pada passion? Mari kita ulas satu per satu.

Ungkapan itu sebenarnya tidak sepenuhnya salah. Bekerja sebagai PNS berarti masuk ke dalam tata pemerintahan yang birokratis dan terstruktur. Terdapat banyak norma dan peraturan yang berlaku. Dengan demikian, ada banyak hal yang wajib dipenuhi, mulai dari jam masuk dan pulang kantor, tata cara berpakaian, mekanisme komunikasi persuratan, hingga standar hasil pekerjaan yang kita serahkan kepada pimpinan.

Pekerjaan sebagai PNS memang formal dan birokratis. Foto: ANTARA

Hal-hal tersebut dalam banyak kasus memang lebih formal dibandingkan pekerjaan-pekerjaan di sektor swasta, start-up atau LSM. Maka apabila kebebasan ekspresi dalam berkarya dan keleluasaan regulasi adalah dua hal mutlak yang dibutuhkan dalam mengejar passion kalian, pekerjaan sebagai PNS bisa jadi bukan jalan yang sesuai.

Namun anggapan bahwa passion seseorang 'terbunuh' saat bekerja sebagai PNS itu sejatinya sangat mudah dipatahkan. Seseorang masih bisa mengikuti passion yang dimilikinya walaupun berstatus sebagai seorang PNS. Berikut ini beberapa caranya:

Pertama, memilih bekerja di instansi yang membawahi bidang yang diminati
Passion yang dimiliki oleh seseorang umumnya dapat dikategorikan dalam beberapa bidang. Sebagai contoh: kebudayaan, teknologi informasi, pariwisata, literatur, atau humanitarian. Setiap orang perlu mengenali passion yang mereka miliki itu berinduk pada bidang apa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline