Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Nutrisi Anti "Bad Mood" Ini Dibandrol Nol Rupiah

Diperbarui: 9 Agustus 2019   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memandikan kulit dengan sinar ultraviolet (Sumber ilustrasi: Dok Pri)

Hari itu, ujung jarum pendek jam tangan mengarah di antara angka 3 dan 4, sementara ujung jarum panjangnya menunjuk angka 7. Seperti sore-sore sebelumnya, matahari sudah menggantung di horizon barat. Sinarnya pun sudah tidak lagi menerik.

Di sore yang cerah nyaris tanpa awan itu, perempuan berwajah ayu itu melangkahkan kakinya menyisiri bibir pantai Takisung dengan bebutiran pasirnya yang berwarna keabuan. Dibiarkannya titik-titik sinar mentari sore mengguyuri kulit putih bersihnya.

Untuk beberapa lama, dinikmatinya suasana pantai dengan deburan ombaknya yang datang bergelombang. Tak terlihat kertas kerja yang menumpuk di depan matanya. 

Tak terdengar bunyi mesin kendaraan yang berlalu-lalang. Tak ada getaran telepon pintar yang menandakan ada pesan yang masuk lewat aplikasi obrolan pribadinya.

Selama hampir dua jam lamanya, di pantai yang terletak Desa Takisung, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan itu, ia mengembalikan suasana hatinya. Melepaskan diri dari segala kepenatan yang menyelubungi kesehariannya. 

Tanpa disadarinya, selama bermandikan sinar matahari sore itu, tubuh semampainya tengah memproduksi vitamin D: Nutrisi yang diketahui dapat memperbaiki suasana hati (mood) dan mencegah depresi.

Di Indonesia, menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI), Eka Viora, prevalensi penderita depresi sekitar 3,7 persen dari populasi atau sekitar 9 juta orang.

Disebut mengalami depresi jika mood terganggu selama 2 minggu. Jadi, kalau kita merasa galau berat tidak jelas justrungannya selama 14 hari atau lebih berarti kita sudah mengalami depresi.

Bad mood (Sumber ilustrasi: Dok Pri)

Karena depresi ini lebih disebabkan faktor perasaan, perempuan lebih mudah mengalaminya tenimbang pria. Hal ini lantaran perempuan sering  mengalami perubahan horman, misalnya pada saat menstruasi atau pada saat hamil.

Efek dari gangguan suasana hati ini tidak main-main. Seseorang yang menderita depresi alias galau berat bukan saja kehilangan produktivitas kerja, terganggunya hubungan sosial, dan lain sebagainya. Celakanya, kalau tidak ditangani dengan tepat, penderita depresi bisa saja sampai bunuh diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline