Lihat ke Halaman Asli

Peningkatan Pengolahan Produk Pisang Melalui Woman Skills Academy

Diperbarui: 28 Oktober 2022   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pisang meruapakan salah satu jenis komuditas holtikultura yang banyak ditemukan di Indonesia. Pisang menjadi buah yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia, bahkan sudah memiliki reputasi dalam sekala internasional. 

Menurut data Badan Pusat Stastistik (BPS), pada tahun 2021 produksi pisang di Indonesia mencapai 8,74 ton. Hal tersebut menunjukan adanya kenaikan sebanyak 6,82% dari tahun sebelumnya, dan selama lima tahun terakhir yaitu pada tahun 2017-2021, produksi pisang mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 5,2% per tahunnya.

Hampir seluruh daerah di Nusantara banyak ditemukan berbagai jenis tanaman pisang, salah satunya adalah jenis pisang uter. Keberadaan pisang jenis ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengolahan produk pisang, seperti yang dilakukan oleh warga Desa Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul. 

Pemanfaatan pisang uter ini dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) yang diketuai oleh Ibu Muryanti. Akan tetapi dalam pelaksanaanya sendiri masih diterdapat kendala seperti kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan warga yang kurang mengetahui pengolahan produk pisang tersebut.

Mengetahui hal tersebut, Tim PPK Ormawa HMPS Biologi Universitas Ahmad Dahlan membantu masyarakat terkhusus untuk ibu-ibu dalam meningkatkan pengolahan produk pisang melalui Woman Skills Academy. 

Dimana Program Peningkatan Kapasitas Ormawa (PPKO) yang diselenggarakan oleh KEMENDIKBUD saat ini menjadi salah satu pendorong terbentuknya sekolah perempuan atau Woman Skills Academy yang didirikan oleh Tim PPK Ormawa HMPS Biologi UAD. Didalamnya terdapat beberapa kegiatan berupa materi dan pelatihan yang berlandaskan 8 fungsi keluarga guna meningkatkan softskills dan hardskills. 

Salah satu bentuk peningkatan hardskills yang dilakukan yaitu pengolahan produk pisang yang dibawakan oleh Ibu Muryanti sebagai pemateri serta ibu-ibu dari dusun Cangkring dan dusun Ngajaran sebagai peserta. Pengolahan yang dilakukan adalah pembuatan tepung pisang dan cookies dari jenis pisang uter. 

Penggunaan jenis pisang ini karena keberadaanya yang melimpah, mudah didapat dan mengandung vitamin C yang tinggi serta protasium. Dalam proses pengolahannya sendiri perlu melewati beberapa tahapan sebelum menjadi produk tepung.

Tahap pertama yaitu menyiapkan pisang uter yang masih mengkal atau belum terlalu matang. Kemudian dilakukan pengupasan dan perendaman selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan resin atau getah pada permukaan pisang. Tahap kedua adalah pemotongan pisang menggunakan slicer dengan bentuk kecil-kecil memanjang.

Tahap ini perlu dilakukan untuk mempercepat proses pengeringan dan memudahkan proses penghalusan. Tahap ketiga yaitu pengeringan yang dapat dilakukan langsung dibawah panas matahari, namun pengeringan pada pelatihan ini dilakukan dengan panel driyer dome atau rumah pengering dengan panel surya agar dapat mempercepat waktu pengeringan serta menjaga kualitas dan higenitas buah pisang.

Tahap keempat yaitu penghalusan menggunakan chopper atau blender, setelah halus dilanjutkan dengan pengayakkan untuk memastikan hasil yang didapat berupa tepung pisang yang benar-benar halus.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline