Lihat ke Halaman Asli

Galih Adithia

Sang Petualang

Mengapa PDIP Tetap Kuat Walaupun Banyak yang Tidak Suka?

Diperbarui: 10 Juni 2023   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dpcpdiperjuanganlamsel.id

Setiap partai memiliki ceruk masanya masing-masing. Ceruk yang paling banyak adalah ceruk masa Islam tentunya, sebagai agama mayoritas di Indonesia. Akan tetapi, ceruk masa Islam sendiri terbagi menjadi beberapa segmentasi, mulai dari yang paling kanan sampai yang paling kiri sekalipun. Biasanya, partai Islam menargetkan ceruk masa Islam yang sangat kanan, jarang ada partai yang mau mengayomi semua ceruk masa Islam ini. 

Disinilah strategi PDI-P berjalan. Sederhananya, dari zaman orba, hampir semua ceruk sudah dikuasai partai Golkar dan PPP. PDI-P hanya kebagian massa yang tidak diakomodasi oleh partai Golkar (Nasionalis dan Islam moderat, pengusaha, cendekiawan, serta TNI/ABRI dan loyalisnya) dan PPP (Islam konservatif). Kaum-kaum yang tidak terakomodasi ini, yang bisa kita sebut kaum marjinal, diakomodasi oleh PDI-P. 

Pada saat tokoh-tokoh partai Golkar terpecah menjadi pendiri beberapa partai, mulai dari Hanura, Gerindra, Nasdem, dsb., otomatis ceruk masa yang tadinya besar menjadi tersegmentasi kembali mengikuti tokoh yang mendirikan partai-partai lainnya. Begitu juga dengan PPP yang terpecah menjadi beberapa partai seperti PKS, PAN, PKB-NU (yang menjadi PKB saja akibat satu dan lain hal), dsb.

Namn PDI-P tetapbersatu kokoh, meskipun pada awalnya tidak memiliki masa yang besar dibandingkan dengan partai lainnya (Golkar dan PPP), secara rasio menjadi partai yang memiliki pendukung yang paling banyak dibandingkan dengan partai lain yang sudah terpecah-belah.

Selain daripada itu, PDI-P memiliki mesin partai yang sangat kaya akan pengalaman dan matang. Ketum PDI-P itu, tandingannya bukan SBY yang presiden dua periode, bukan Prabowo yang mantan Danjenkopassus, bukan Amien Ra'is yang mantan Ketua MPR, tapi Soeharto yang sudah memimpin Indonesia selama 3 dekade. Meskipun Megawati tidak mengalahkan Pak Harto, tapi dia bisa survive di bawah gempuran Orde Baru tanpa 'logistik' yang memadai. Sekarang, dengan kayanya pengalaman, melimpahnya logistik, matangnya mesin perang partai, siapa yang mampu mengalahkan beliau?

**Jangan lupa tinggalkan tanggapan kalian di kolom komentar ya!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline