Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Ngobrol dengan Mbak Siti tentang Kulonprogo

Diperbarui: 22 Juli 2023   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbak St. Asia , narsum dari Purworejo tinggal di Bonn (dok.Gana)

The show must go on. 

Narasumber yang seharusnya akan mengisi zoom  Kotekatalk-135, nggak bisa. Bagaimana, inih?

Aku putar otak, mencari siapa yang bisa dijawil dalam waktu sesingkat-singkatnya. Ah, mbak Siti!!!

Kebetulan dia lagi di Indonesia. Mengikuti medsosnya, aku ngiler. Banyak tempat wisata yang dia kunjungi. Salah satunya, Kulonprogo! Daerah yang dikabarkan masih memiliki masyarakat di bawah garis kemiskinan itu, rupanya punya tradisi dan kekayaan alam yang luar biasa mempesona. Aku pikir, ini seru dibahas di Koteka!

"Mbak, sesuk Setu ono acara jam papat, rak? Nge-zoom, yuk. Ngisi tentang Karanganyar, kuliner dan obyek wisata." Aku ingin tahu apakah dia pada hari Sabtu minggu itu, jam empat sore ada acara. Jika tidak, aku mengajaknya jadi narsum di zoom Koteka demi mengisi tema Karanganyar. Tapi setelah aku ngobrol lagi, daerah yang akan dibahas diganti Kulonprogo lantaran ada festival Kedundang ke-140.

"OK, noted." Mbak Siti mengiyakan. Walaupun demikian, ia lebih senang jika yang mengisi adalah ibu Siwi, dosen UM bagian fisik, farmasi. Beliau adalah orang yang memimpin UMKM Kulonprogo. Sayangnya, jadwal ibu Siwi pada hari yang sama, padat aka nggak bisa. Waktunya memang belum pas, nggak jodoh.

Tanpa menunggu konfirmasi lagi, aku bikin reng-rengan flyer. Hanya ada satu permintaan mbak Siti, nama Siti Asia yang aku tulis (dari nama asli Siti Asiyah), diganti St. Asia. Ini mengingatkan pada nama-nama keren di dunia seperti St. Ralph Laurent, St. Moritz, St.Petersburg, St. Patrick dan seterusnya. Nama artissss, nih mbak Siti. Memang mbak Siti ini asli artis dari Purworejo yang hijrah ke Bonn, Jerman. Di sana, ia mendirikan Pesanggrahan Indonesia untuk mempromosikan budaya Indonesia. Bersama groupnya, ia main gitar, kulintang dan kendang untuk melantunkan lagu-lagu nusantara di seantero Jerman. Keren, ya. Nggak salah kalau Konsul Jendral RI di Frankfurt menghadiahkan satu set kendang untuk alat peraga. Modal.

Sebelum hari H, aku sudah wanti-wanti mbak Siti:

"Mbak, nanti zoom cuma 30 menitan. Maklum gratisan. Koteka nggak ada dana untuk zoom." Aku memelas tapi nggak ngguguk.

"Kalau bisa kita kerjasama sama Noe. Dia punya link zoom langganan." Mbak Siti mencari pandangan, siapa yang bisa dimintai tolong. Sekarang ini, mas Ony sedang dalam rangka pengobatan. Nggak ada waktu lagi sehingga zoomnya, di mana ia selaku juru kunci selama 130 kali zoom, harus dihentikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline