Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

"Belobung", Cara Guru Jerman Menghargai Prestasi Murid di Kelas

Diperbarui: 19 November 2020   18:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembar penghargaan karena nilainya bagus (dok.Gana)

Hari itu adalah hari terakhir anak-anak kami bersekolah. Ya, libur telah tiba. Summer time!

Tentunya hari itu juga hari yang menakutkan bagi beberapa anak yang kurang belajar keras di sekolah. Yup, penerimaan raport.

Seingat saya, dulu waktu sekolah di Indonesia raport yang mengambil adalah orang tua. Mungkin takutnya, raportnya tidak ditunjukkan anak kepada orang tua, jika raport diberikan kepada anak-anak. Di Jerman, rupanya raport dipercayakan guru untuk disampaikan anak sendiri pada orang masing-masing.

Dan ketika hari itu itu, anak bungsu kembali ke rumah, dua jam setelah ia meninggalkan sekolah, hanya ada senyuman manis di wajahnya.

"Ah, pasti nilainya bagus." Batin saya.

"Dia dapat Belobung." Bisik suami saya.

"Anak siapa dulu .... Anak mamaaa." Suami saya kecut. Bangga saya mengandung dan menyusuinya sampai tiga tahun. Seingat saya, saya dulu bukan anak yang pandai dan jadi nomor satu tapi jadi anak yang rajin dan berniat membanggakan orang tua dan guru. Uhuk.

Tak berapa lama, anak kamipun menunjukkan rapor dan surat Belobung yang ia terima dari guru. Dari 30 anak, hanya 5 anak yang mendapatkannya. Salah satunya adalah anak kami. Orang tua mana yang tidak senang dan bangga melihat anaknya berprestasi di sekolah?

Kapan anak mendapatkan hadiah berupa Belobung?

Dulu waktu saya zaman sekolah, ada sistem ranking. Rasanya selangit kalau masuk top 10 apalagi top 3. Padahal sekarang ini menurut saya, sebenarnya itu bukan ukuran pasti untuk menentukan masa depan seseorang bisa jadi orang atau tidak (memangnya dulu jadi bunga, apa ya?).

Dari teman-teman saya yang dulu top 10 hanya segelintir yang akhirnya mencapai cita-citanya. Saya yang dulu di sekolah merasa biasa-biasa saja, berhasil meraih pendidikan tinggi dan cita-cita saya. Mungkin karena saya orangnya rajin pakai banget.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline