Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Asyiknya Menanam Anggrek di Dalam Ruangan

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14202959621061953768

Kompasianer pemerhati bunga anggrek? Pemelihara bunga anggrek? Ada teman atau keluarga yang memilikinya? Ternyata bunga anggrek juga bisa dan mudah dirawat di dalam rumah bahkan beberapa kantor dan tempat praktek dokter di Jerman juga memilikinya. Indah dipandang dan asyik lho! Saya sudah mempraktekkan merawat anggrek di dalam rumah kami. Mari-mari lestarikan salah satu pesona puspa Indonesia ....

[caption id="attachment_388124" align="aligncenter" width="640" caption="Merawat anggrek di depan jendela ruang tamu"][/caption]

***

Say it with flowers

Say it with flowers atau katakanlah dengan bunga. Itu sebuah pepatah yang sangat dalam. Tak perlu pakai kata atau hadiah yang mahal, bunga ternyata sudah mengungkapkan perasaan yang tertunda dan tak bisa dikeluarkan dengan sebuah kata atau tulisan sebuku misalnya.

Saya pernah mendapat bunga Edelweis dari pacar pertama saya. Mantan pacar saya yang lain, suami saya, juga pemberi mawar pertama dalam hidup. They said their feeling with flowers. Klepek-klepek memang ... Ternyata tidak hanya dukun yang suka kembang. Hehe.

Say it with flowers. Itu barangkali yang baru saja dilakukan suami dan anak-anak. Mereka ini sudah menghadiahi saya empat pot bunga anggrek saat saya ultah tanggal 1 Januari. Selain mereka tahu mamanya suka anggrek, mereka juga saya beritahu bahwa anggrek adalah bunga yang sangat tipikal Indonesia (anggrek bulan), tahan lama, cantik dan kebetulan waktu itu ada AKTION alias promosi murah, satu anggrek hanya 2,5€ berhubung swalayan lupa menuliskan 2 Rispen bukan 1 Rispe. Memang anggrek itu hanya berbatang 1 bukan 2 seperti yang dipromosikan mereka dalam majalah mingguan untuk menarik minat pembeli. Tapi bisa kok dirawat biar subur dan bercabang dua, tiga.

Oiii. Koleksi anggrek saya di depan jendela rumah jadi tambah. Sudah ada 18! Mungkin akan bertambah karena saya berniat menjadi ibu tiri bagi anggrek teman-teman saya yang kering dan kurang subur. Eman-eman kalau dibunuh alias masuk sampah bio.

Anggrek, hadiah yang indah

Waktu di Indonesia, saya tidak begitu tertarik dengan bunga anggrek. Suami saya pernah membeli satu di rumah, warnanya agak merah muda, ungu. Digantung di pohon mangga di kebun belakang. Hidup, subur. Akarnya puanjanggg ...

Setelah pindah ke Jerman, saya kesal, kesaaaal sekali. Setiap orang memberi saya hadiah bunga anggrek. Entah saat mereka mengunjungi saya di rumah atau saat saya ulang tahun. Ihhhh ... anggrek lagi, anggrek lagiiiii! Ughhh. Tentu, ini karena memang belum tahu cara merawat mereka dan belum tahu begitu serunya memelihara anggrek (saat mereka bertunas, saat mereka muncul kuncup lalu mekar, batang baru ....). Jadi, waktu itu anggrek yang tak berbunga, kering ... saya buang. Jumlahnya ada 10 pot! Coba kalau dari Indonesia sudah tahu cara merawatnya, saya sudah punya 28 pot bunga anggrek kan? Sesal kemudian tetap ada guna, asal ada upaya. Tak boleh mengulangi kesalahan yang sama.

Begitulah, niatan orang-orang Jerman tidak pernah berhenti memberi saya bunga anggrek pada saat mereka bertamu, saat saya ulang tahun atau pada pameran yang saya adakan dan mereka memenuhi undangan. Huuuuh. Saya tak bisa bilang “Tidak mau“, saya tidak boleh menolak. Tapiiii ... sengit ndulit, siapa yang benci akan berubah cinta mati. Itu barangkali pepatah Jawa yang mengingatkan saya akan perubahan bahwa kini, saya sangat mencintai anggrek, setelah mawar (Mawar saya suka karena wadagnya yang cantik meski berduri tapi juga tahan 4 musim, awet).

Belajar merawat anggrek di dalam ruangan

Ya, sejak tahun 2010 saya sudah mulai belajar lagi untuk merawat mereka. Bunga anggrek tentu hanya ada di dalam rumah, dengan temperatur ruangan yang nyaman (19-20 an derajat C) karena Jerman punya 4 musim dan saya tidak punya rumah kaca. Penasaran. Tidak, saya tidak boleh membuang bunga anggrek pemberian orang. Saya harus merawat mereka setidaknya seminggu sekali. Saya sekarang tahu sedikit cara merawat mereka, lewat eksperimen, baca-baca dan tanya-tanya orang Jerman dan pendatang yang suka (atau punya) anggrek:

1.Saat membeli bunga anggrek, saya perhatikan cara membungkusnya. Untuk Jerman memang agak riskan karena ada musim salju. Anggrek yang biasa ditaruh di dalam toko lalu harus keluar sampai ruang parkir dengan temperatur yang lebih rendah, mengagetkan pasti. Sebaiknya, bungkus dengan kertas lagi (bisa didapatkan di depan toko yang bersangkutan, gratis). Istilahnya, diberi jaket. Tidak hanya plastik yang membungkusnya.

2.Setelah berada di dalam rumah, saya segera buka plastik biar adaptasi dengan temperatur ruangan. Lalu rendam dengan air hangat seharian, angkat. Masukkan ke dalam pot yang lebih besar dari pot plastik dari beli. Jangan buang pot plastik yang ada sebelumnya, tetap dimasukkan. Dahulu, penyiraman sering saya lakukan dengan cara menyemprot, kini perendaman ini lebih saya pilih. Ada sedikit air yang tersisa tapi tak banyak. Rekor terlama adalah sebulan, saya tinggal ke Indonesia tahun 2013 yang lalu. Caranya, dengan menyisakan rendaman air hangat yang sekiranya cukup.

3.Meletakkan bunga anggrek di depan jendela, banyak cahaya (bukan banyak sinar matahari seharian; misalnya hanya sinar pagi saja atau siang saja, bukan pagi sampai siang). Rumah orang Jerman klasik, biasanya bagian dalam, memiliki sebuah papan dari marmer atau bahan lainnya, tempat menaruh dekorasi dan pot bunga. Awalnya saya tidak tahu, untuk apa ya? Haha ... untuk dekorasi dan pot ini.

[caption id="attachment_388125" align="aligncenter" width="512" caption="Marmer di jendela bagian dalam rumah."]

14202961261023996363

[/caption]

4.Bunga anggrek saya akan bertahan dari 1-3 bulanan, setelah itu akan mengering dan berjatuhan. Don’t worry, bunga (mekar) akan muncul lagi setelah 6 bulanan. Jangan dibuang. Merawat anggrek melatih kesabaran. Bunga akan tetap muncul kalau dirawat dengan baik, tidak koit, kok. Bunga yang rontok tidak dibuang. Saya simpan untuk bahan prakarya membuat kartu dan lainnya, atau untuk taburan menari tari pendet.

[caption id="attachment_388128" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Gana"]

1420296362113179436

[/caption]

[caption id="attachment_388129" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Indonesia (anggrek bulan?)"]

1420296398852595753

[/caption]

[caption id="attachment_388131" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Hage"]

14202964661244101090

[/caption]

[caption id="attachment_388132" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Kalaya"]

14202965061766909424

[/caption]

[caption id="attachment_388134" align="aligncenter" width="512" caption="Ini yang beliin suami"]

1420296537994300303

[/caption]

[caption id="attachment_388135" align="aligncenter" width="512" caption="Hadiah ultah dari Shenoa"]

1420296573280864089

[/caption]

[caption id="attachment_388136" align="aligncenter" width="512" caption="Namanya Kaufland (haha) sebesar telapak si ragil"]

14202966091485465207

[/caption]

[caption id="attachment_388137" align="aligncenter" width="512" caption="Hadiah ultah dari Chayenne"]

1420296658948741044

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline