Lihat ke Halaman Asli

Sirajul Fuad Zis

Public Relations

Pengalaman Magang di Pertamina (Bagian I)

Diperbarui: 12 Januari 2023   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hei, Perkenalkan nama Saya Raj, Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Beberapa kampus yang ada di Indonesia ada yang mewajibkan mahasiswanya untuk magang di dunia industri atau kerja. Tujuan ada nya program magang yang diwajibkan oleh kampus adalah untuk membangun personality seorang  mhasiswa menyiapkan mental untuk dunia kerja. Pada kesempatan ini saya akan bercerita pengalaman saya magang mulai dari awal berangkat dari kota saya kuliah sampai ke kota tempat saya magang. Kisah magang saya ini tidak ada unsur fiktif dan kisah yang dibuat-buat. Kosah ini akan dibagi menjadi beberapa Part.

Part I

29 September 2017

Subuh itu kota Yogyakarta masih sejuk dan dingin, sekitar jam 05:00 saya bagun dan bersiap-siap untuk melakukan perjalanan ke Jakarta. Saya hidupkan motor jagoan Supra X 125 D yang berwarna hitam dan coklat, setelah jagoan terasa sudah sanggup berjalan saya dan seorang teman membaca bismillah untuk pertama kali perjalanan terjauh bagi saya menggunakan motor demi sebuah magang. Seorang teman tersebut bernama Purnomo, saya ucapkan terima kasih telah menemani perjalanan magang saya ke Jakarta. 

Kami berangkat pada subuh hari, jalan masih sangat sepi, saya melewati Kabupten Purwerjo, Kabumen, Cilacap dan masuklah pada wilayah Jawa Barat, seingat saya kami sampai di Tasikmalaya sekitar jam 11:00, sesampai di Kota Tasikmalaya perut terasa lapar karena sewaktu kami tidak sarapan sama sekali. 

Perasaan pertama ketika perut lapar adalah Rumah Makan Padang, maklum saya adalah seorang Minang yang fanatik terhadap cita rasa makanan tradisional Minangkabau. Motor yang saya kendarai dengan kecepatan 80-100/km, terasa ketika mengendarai motor bibir saya ke atas kebawah melawan angin, akhirnya saya putuskan untuk menggunakan masker. 

Dalam perjalanan saya ke Jakarta, yang mengandarai motor hanya saya tanpa bergantian dengan Purnomo, meskipun beberapa kali Purnomo menanyakan apakah saya mau digantikan. Perjalanan ini kedua kalinya bersama Purnomo yang saya amanahkan untuk menjadi navigator dalam rangka agar saya fokus dalam mengendari tanpa ada kesibukan mencari arah jalan yang membahayakan perjalanan. 

Perjalanan kali ini adalah perjalanan kedua saya bersama Purnomo yang sebelumnya pernah melakukan perjalanan nekat menggunakan motor astrea 800 yang sudah kuno, umur motornya lebih tua dari Papa saya dan tanpa lampu, uniknya kami di perjalanan sekitar jam 01:00 malam dari Purbalingga dan sampai di Yogyakarta subuh tanpa penerangan.

Setelah kami makan nasi Padang dengan lahap di kota Tasikmalaya, merasa nasi yang di perut sudah mulai turun. Kami lanjutkan perjalanan ke daerah Bandung yang masih berjarak sekitar 3 jam lagi. perjalanan dari Tasikmalaya menuju Bandung benar-benar memaparkan keindahan alam terutama sebelum masuk ke Kota Bandung. Kami sempatkan berfoto ria dengan para Vespa Mania yang juga ingin menuju daerah Jakarta. Pada jam 14:00 kami sudah sampai di Kota Bandung.

 Saya awalnya sudah berniat untuk mampir dahulu di Kota Bandung, karena saya punya banyak teman di Bandung. Saya heran, kenapa perjalanan yang sejauh itu tidak membuat saya lelah sedikit pun. Kami isitirahat di kos seorang teman saya,  dengan berbagai pertimbangan saya dan Purnomo memutuskan untuk besok saja ke Jakarta berhubung masih ada satu hari lagi sebelum saya masuk magang di Perusahaan Dunamis (sebuah perusahaan yang berbasis training untuk perusahaan lain). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline