Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Yuk, Asa Logika di Prodi Filsafat

Diperbarui: 23 Maret 2021   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seorang mahasiswa Filsafat sedang membaca buku di Perpustakaan. Foto dari Pixabay.

Benci dan malas untuk mengutak-atik angka dan data, prodi Filsafat adalah pilihan tepat bagi kamu.


Ilmu Filsafat di Indonesia masih belum begitu populer di kalangan masyarakat. Penyebabnya adalah stereotip atau pola pikir masyarakat yang tak mau menerima ilmu Filsafat. Ilmu Filsafat dianggap sebagai sesuatu yang mengawang-awang, selalu berkutat dengan teks-teks kuno yang sudah ketinggalan zaman di abad pertengahan, prospek kerja setelah kuliah yang tidak pasti, dan ilmu yang nantinya mengarahkan mahasiswanya untuk menjadi pemberontak dan masuk ke dalam pembangkangan atau lebih tepatnya dicap sebagai penganut paham Atheis.

Memang jurusan Filsafat tak mengajarkan kita untuk menekuni satu bidang spesialis. Melainkan kita diajarkan secara general atau ilmu-ilmu praktis di dalam kehidupan.

Apa itu Filsafat?

Filsafat berasal dari bahasa Yunani yakni, Philosophia. Philo berarti cinta dan Sophia berarti kebijaksanaan. Ilmu Filsafat tidak terbatas pada satu tema atau topik pembahasan. Ruang lingkungnya sangat luas dan berguna bagi kita untuk melatih daya kritis, kepekaan, interpretasi dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

Bagaimana sistem kuliahnya?

Selama kita kuliah di Prodi Filsafat, kita akan berhadapan dengan diskusi. Diskusi adalah jantung dari ilmu pengetahuan di dalam dunia Filsafat.

Kita bisa melatih mental, daya kritis, argumen yang mendukung dalam setiap diskusi. Diskusi bukan mencari siapa yang paling hebat, tapi sebagai sarana untuk mempertanggungjawabkan argumen kita di depan publik. Atau lebih kerennya adalah kita melatih daya retorika ala pengusasa di ruang publik.

Selain itu kita dilatih untuk peka dengan banjir informasi yang masif dalam pemberitaan media dengan bijak. Tujuannya agar kita tidak terjerumus ke dalam kubungan permainan propaganda dari seseorang. Mengkritisi bukan berarti mencari lawan, melainkan mencari solusi dalam diskusi.

Selama menimba ilmu di Prodi Filsafat, kita akan bersentuhan dengan Filsafat Kuno Yunani, Logika, Metodologi, Metafisika, Filsafat Nusantara, India, China, Filsafat Budaya, Abad Pertengahan atau Mediovale, Filsafat Barat Modern, Filsafat Islam, Filsafat Etika hingga Filsafat Politik dan Kontemporer  di semester akhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline