Lihat ke Halaman Asli

Ilma Amalia

Human Resource Development

Logika Ironis Pembelaan Hak Aurat

Diperbarui: 8 Maret 2018   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Instagram

4 Maret 2018 ada aksi yang diselenggarakan oleh kaum feminis Indonesia. Aksi yang bertajuk Woman's March ini menyuarakan kesetaraan gender antara kaum laki-laki dan perempuan. Hal lain lain yang disoroti adalah toleransi dan keberagaman, memberikan perlindungan pada perempuan, penyamaan hak, hingga penghapusan diskriminasi terhadap kaum minoritas.

Namun, ada satu hal yang artikel ini soroti. Yaitu Pembelaan Hak Aurat yang di gaungkan oleh salah satu orator adalah "tubuh wanita tidak bisa diatur.."

Maka saya yang membacanya pertama kali agak mengerutkan dahi. Antara korelasi kalimat "Aurat gue bukan urusan Lo" dan "Stop Pelecehan Seksual"

Dengan argumen seperti ini

"kalau ada pelecehan seksual itu, yang salah ya orang yang melecehkan dong! Kenapa yang disalahkan malah perempuannya?! Suka suka gue, yang punya badan kan gue. Otak lu yang mesum. Yang tertutup juga banyak kok yang jadi korban pelecehan seksual"

Maka secara tidak langsung inti dari orasi tersebut adalah

"Aurat itu hak.. dan jika ada pelecehan seksual yang salah adalah sepenuhnya salah di pelaku"

Okey, mari kita analogi kan ke hal yang berbeda.

Kalau ada pencurian yang terjadi di suatu rumah, habis semua benda benda dijarah. Terjadi karena si tuan rumah tidak mengunci pintu rumahnya.

Apakah ini (masih) semata-mata kesalahan si pencuri?

Bukankah logikanya adalah, jika yang mengunci pintunya rapat rapat saja masih bisa kecurian. Apalagi yang teledor yang membiarkan pintu rumahnya terbuka?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline