Lihat ke Halaman Asli

Fila Rachmad

Seorang mahasiswa yang menekuni kepenulisan

Kelinci Percobaan Pembuat Kebijakan

Diperbarui: 21 Januari 2022   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : dok pribadi

Berdasarkan pengalaman pribadi saya yang harus mengalami berbagai perubahan kebijakan yang dilakukan pemerintah. Mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA yang cenderung berubah aturannya. Kebijakan tersebut menimbulkan dampak yang dapat dibilang ada yang berpengaruh hingga tidak berpengaruh.

Kebijakan tersebut muncul biasanya karena pergantian pimpinan seperti Menteri Pendidikan atau sebab lainnya. Pendidikan selalu menjadi hal yang akan terus diotak atik sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Hingga kini perubahan kebijakan akan terus dilakukan guna mendapat dampak yang maksimal nantinya.

Saya akan menceritakan pengalaman saya menjadi kelinci percobaan pembuat kebijakan mulai dari saya kecil.

  1.  TK dan SD
  • Belum ada kewajiban wajib PAUD sebelum masuk TK
  • Adanya tes calistung saat kelas 3 SD
  • Masih memberlakukan UN berbasis kertas saat kelas 6
  • Angkatan terakhir Kurikulum KTSP sebelum diganti ke K-13

       2. SMP

  • Menggunakan nilai UN untuk masuk ke SMP serta ada tes TPA bagi sekolah favorit atau Kawasan
  • Memberlakukan kurikulum K-13
  • SMP dan SMA masih dalam naungan Pemerintah Kota
  • Memberlakukan UN berbasis komputer
  • Ada soal essay pada ujian sekolah

        3. SMA

  • Masuk SMA murni dengan nilai UN
  • SMA dipegang oleh pemerintah provinsi
  • Kebijakan bayar SPP yang sebelumnya gratis
  • Angkatan terakhir yang menggunakan UN untuk masuk SMA
  • Pelopor ujicoba sekolah daring karena situasi Covid-19
  • UTBK kembali menggunakan saintek dan soshum yang sebelumnya hanya tes TPS saja
  • Tidak ada UN
  • Perubahan kurikulum menjadi K-13 revisi
  • Tidak ada lagi sekolah Kawasan atau favorit

Sangat banyak sekali kebijakan yang telah saya rasakan saat menempuh bangku Pendidikan. Menurut saya beberapa kebijakan ada yang berdampak dan ada juga yang kurang berdampak. Saya harap ke depannya Indonesia mempunyai sistem Pendidikan yang benar-benar fix untuk wajib belajar 12 tahun. Harapan saya agar para murid tidak dibingungkan dengan aturan yang terus berubah-ubah. Jika nanti sudah mempunyai sistem yang benar-benar fix maka saya harap Pendidikan Indonesia menjadi maju ke depannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline