Lihat ke Halaman Asli

Guru dan Gadget

Diperbarui: 2 Desember 2015   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Ini adalah crita anak saya. Ada salah satu gurunya yang antik. Datang ke kelas memberi tugas anak-anak kemudian guru tersebut bergadget ria. Anak-anak sampai hapal kebiasaan bu guru ini saat beliau serius dengan gadgetnya.   Well...Mulanya saya masih positiv thingking, bisa jadi guru tersebut mencari bahan untuk mengajar murid-muridnya. Tapi ketika anak saya bercerita kembali, karena mereka merasa diabaikan oleh gurunya. Saya mulai "kesal".    Anak-anak dimarahi bawa gadget ke sekolah, lah gurunya sendiri tidak memberikan contoh yang bagus pada mereka. Saya tak melarang guru bergadget ria, tapi alangkah bagusnya jika mereka juga menggunakan secara bijak dan tahu waktu. Rasanya tak adil banget, Anak-anak diberikan banyak tugas, nggak di sekolah ataupun pekerjaan rumah.Sedangkan gurunya asyik dengan gadgetnya. Apakah mereka lupa, kalau anak-anak pandai meniru?   Sampai saya kasihan melihat anak yang tiap hari dijejali banyak tugas. Apakah ini pendidikan yang baik? Waktu anak hanya habis buat belajar dan belajar. Belum lagi masih les pelajaran ini itu? Terus kapan mereka bermain? kapan mereka melakukan hal-hal yang mereka sukai? Wajar saja, anak-anak pulang sekolah dalam keadaan kusut. Mereka sudah capek!   Tiba tiba saya kangen dengan guru-guru sekolah saya dulu. Dimana mereka sangat telaten mengajar kami. Sedangkan buku-buku pelajaran masih terbatas bahkan ada yang sobek karena buku tersebut turunan dari kakak kelas. Kadang kami dapet kadang enggak. Dan terpaksa kami harus rela berbagi buku dengan teman-teman. Ehh...sekarang sudah enak. Gurunya malah yang belagu. Apa karena masih muda-muda ya? atau karena gajinya kecil? entahlah.........   Ternyata bukan saya saja yang kecewa, banyak wali murid juga kecewa. Bukan hanya mainan gadget saja tapi ada juga gurunya yang suka tidur dikelas dan marah-marah gaje. Maunya complain? tapi..nggak ada bukti foto foto yang memperkuat complain. So rasanya percuma saja. Ia kalau ditanggapin baik dan ada perbaikan, kalau enggak dan akhirnya anak kita yang di kerjain nanti berabe juga. Saya mundur dan menelan semua kekecewaan saya. Celeguk!    Akhirnya Saya meminta kepada putri saya, supaya mengabaikan sikap antik guru tersebut. Tinggal ambil sisi baiknya. Lebih baik belajar mandiri, kalau ada pelajaran yang sulit dia bisa diskusi sama mama papanya, atau pakde google.Beres!!!!!   Pengaruh gadget memang luar biasa sekali. Tanpa kita sadari adanya gadget banyak mencuri waktu kita. Baik itu waktu untuk diri sendiri, waktu bersama orang-orang terkasih sampai waktu kerja. Semuanya di monopoli oleh Gadget! Perhatikan saja berapa banyak waktu yang kita pergunakan bergadget ria, update status di medsos, browsing de el-el. Coba waktu tersebut di gunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat tentunya lebih bagus.    Sayangnya kita tak menyadarinya. Kita masih terlena dengan buaian  gadget dan kehidupan palsu di medsos. Pertanyaannya kalau tidak dari sekarang, kapan lagi?   Tulisan ini, sebagai pengingat saya juga. Supaya saya tahu memanage waktu dan tidak bermain medsos terus. Hehhehe emang enak di complain anak!

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline