Lihat ke Halaman Asli

Fidelis Harefa

Info Singkat

Internet Bisa Mengubah Hidup Seseorang, Mengapa?

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1423816420582435690

Berbagi pengalaman tentang internet, rasanya tidak cukup satu artikel untuk menjelaskannya. Tentu hal ini berangkat dari pengalaman pribadi saya yang sudah menggunakan internet sejak 2003 yang lalu. Tapi karena konteks artikel yang dimaksud oleh Kompasiana berbicara seputar internet di daerah, biar sedikit panjang, saya coba bagikan.

Saya termasuk pengguna internet, boleh dikatakan masuk kategori "ada ketergantungan" pada internet. Secara bertahap saya sudah merasakan kecepatan internet mulai dari koneksi internet yang menggunakan dial-up (telkomnet instant), leased line, wireless line dan VSAT.

Pernah diselingi dengan modem CDMA dan modem GSM yang koneksinya amat lelet. Ketergantungan pada internet menjadikan saya paham dan mengerti sedikit banyak tentang dunia IT (information technology), walaupun tidak masuk kategori profesional seperti yang lainnya.

Saya tidak mengikuti kuliah khusus tentang itu, saya hanya berlangganan majalah CHIP dan PC, kemudian mencoba memetik dan mengolah pengetahuan secara autodidact. Alhasil, saya menjadi bukan sekedar pengguna, tapi berhasil menjadi teknisi, programmer (khusus aplikasi berbasis desktop), lalu menjadi web designer berbasis PHP. Bidang ini saya geluti selama dua tahun (2007-2009). Dengan ini, saya mau mengatakan bahwa internet sungguh sangat bermanfaat bila digunakan dengan baik. Manfaat tersebut malah bisa mengubah hidup seseorang.

Paham Masyarakat Tentang Internet

Layanan yang pertama saya kenal ketika menggunakan internet adalah e-mail. Kemudian, mengenal fasilitas chatting MIRC yang layar hitam itu. Mengenal jejaring sosial bernama Friendster, beralih ke myspace, plurk, skype, twitter, dan facebook saat ini.

Juga, pernah mencoba menggunakan layanan blog gratisan mulai dari blogspot, blogsome, wordpress dan kemudian beralih ke hosting berbayar. Dalam semua kegiatan itu, menggerutu, kecewa, marah-marah, dongkol dan lain sebagainya menjadi teman yang menggambarkan kekecewaan terhadap koneksi internet yang serba lelet.

[caption id="attachment_350943" align="aligncenter" width="537" caption="Dokumen Pribadi: Pengetahuan tentang internet sangat perlu. Maka, sangat perlu pelatihan khusus untuk itu."][/caption]

Dari pengetahuan yang sedikit itu, tahun 2007, saya mulai berbagi pengetahuan dengan orang lain. Sering menjadi tutor setiap kali ada pelatihan, terutama dalam memperkenalkan internet dan layanan-layanan yang ada di dalamnya.

Sedikit lucu, tapi menarik, saya punya pengalaman ketika saya bertanya kepada peserta pelatihan: apa yang anda tahu dengan internet? Mereka menjawab: "internet itu ya e-mail".  Ini menjunjukkan bahwa pemahaman tentang internet di daerah saya tinggal (Palangka Raya) sangat minim. Bahkan, pengguna internet di kantor-kantor pemerintahan saat itu bisa dihitung dengan jari. Demikian juga tenaga kependidikan seperti guru dan dosen, sangat sedikit yang familiar dengan barang yang namanya internet.

Hal ini masih dapat dimaklumi. Saat itu saya sebut masa transisi. Sebutlah bahwa banyak tenaga pendidik dan juga pejabat yang dulu hanya belajar menggunakan "mesin ketik" model kereta api sorong, hahahaha. Karena itu, saya tidak terkejut bila mereka pun masih bingung bila berbicara soal internet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline