Lihat ke Halaman Asli

Berkontemplasi Melalui Terjalnya Gunung Lembu dan Indahnya Waduk Jatiluhur

Diperbarui: 31 Januari 2018   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto di Stasiun Daru sebelum berangkat

"I heard them calling in the distance
So I packed my things and ran
Far away from all the trouble
I had caused with my two hands"

(Mountain Sound, Of Monster and Men)

Bosan dengan suasana perkotaan? Bingung mau menghabiskan libur kemana selain nongkrong di mall? Cobalah untuk mendaki gunung yang satu ini. Gunung Lembu..

Berawal dari iseng-iseng searching di Mbah Google tentang Gunung yang dekat dari ibu kota dengan pemandangan yang worth it, maka singkat cerita ketemu lah Gunung Lembu. Sekalian untuk memanfaatkan tanggal merah yang bertepatan dengan akhir pekan, serta refresh otak setelah UTS, saya dan empat teman saya akhirnya memutuskan untuk mendaki Gunung Lembu di Purwakarta. Gunung ini tingginya 792 Mpdl. 

Jadi, sebenarnya di Purwakarta ada 3 gunung opsional, yaitu Gunung Bongkok, Gunung Lembu, dan Gunung Parang. Namun, setelah ditelusuri ternyata agak susah untuk mendaki Gunung Parang bagi saya dan teman-teman, karena medannya adalah tebing. Akhirnya kita jatuh hati sama Gunung Lembu setelah liat review-nya.

Kurang lebih H-7 pikiran kita terpecah tiga, antara mikirin UTS, mikirin persiapan buat ke Lembu sama mikirin doi #apasi. Pokoknya selama seminggu kita ngurus pesen tiket kereta Jakarta – Purwakarta dan persiapan barang-barang buat ngecamp. Yang lumayan ribet adalah kita berlima emang beda-beda domisili.

Disini saya akan membagi pengalaman saya dan teman-teman saat mendaki Gunung Lembu mulai dari keberangkatan sampai tiba di rumah (jadi ceritanya agak lumayan panjang hehe), semoga bisa menjadi referensi buat teman-teman yang ingin juga mendaki Gunung Lembu.

Jumat, 14 April 2017

Jam setengah 7 pagi, saya dan 2 orang teman saya berangkat dari Tangerang menuju Stasiun Tanjung Priuk menggunakan Commuter Line.

Dua teman saya yang lain berangkat dari Jakarta. Kita berlima memutuskan untuk menjadikan stasiun Tanjung Priuk sebagai meeting point. Sekitar pukul 10, kita sampai di Stasiun Tanjung Priuk. Karena kita ambil keberangkatan kereta kedua yaitu pukul 11.05 (keberangkatan pertama pukul 09.55), kita akhirnya nyari sarapan dulu di sekitar stasiun.

Pukul 11.05, kita menaiki kereta api lokal Walahar Ekspres menuju Purwakarta. Ekspektasi kita yaitu kereta pada saat itu sangat penuh karena tanggal merah orang-orang ingin berlibur atau pulang kampung, sampe kita mesen tiket pulang pergi H-5 karena takut ga kebagian tiket, eh ternyata 180 derajat salah. Kereta lengang banget, kita malah bisa tidur-tiduran di kursi penumpang karena banyak kursi penumpang yang kosong haha.

Tiket KA Walahar

Eksis dulu sebelum kereta jalan

Pukul 14.25, kita sampai di Stasiun Purwakarta. Ternyata stasiun ini cukup bisa dibilang stasiun yang aesthetic gitu kalo kata anak instagram. Di seberang stasiun terdapat bangkai-bangkai kereta yang disusun dan malah jadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung stasiun. Katanya dulu boleh foto disitu, tapi karena alasan keamanan sekarang udah gaboleh. Ya iyalah ya, untuk foto disitu kita harus nyebrangin rel keretanya dulu dan agak ngeri juga kalo pas foto eh malah kesamber kereta yang lewat. Jadi kita foto dari stasiunnya aja, lagian kalo tetep maksa pasti kena omel petugasnya juga.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline