Lihat ke Halaman Asli

Fatkhur_Rifqi

Mahasiswa

Perpustakaan BI Jateng: Ruang Literasi Inklusif, Asik dan Relevan untuk Generasi Muda

Diperbarui: 29 September 2025   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Perpustakaan Bank Indonesia Jawa Tengah (Sumber: Instagram @perpusbijateng)

Di tengah hiruk pikuk Kota Semarang, mahasiswa dan pelajar sering menghadapi dilema sederhana: di mana bisa belajar dengan tenang, nyaman, sekaligus tetap menyenangkan? Kafe memang bisa jadi pilihan, tetapi kebisingan musik dan percakapan pengunjung sering membuat konsentrasi buyar. Perpustakaan kampus memang menyediakan referensi yang lengkap, tetapi menjelang ujian biasanya penuh sesak hingga sulit mendapatkan tempat duduk. Sementara kamar kos sering kali terlalu monoton, membuat semangat belajar cepat meredup. Situasi ini memperlihatkan kebutuhan nyata akan ruang literasi yang bukan hanya menyediakan buku, melainkan juga menghadirkan suasana yang inspiratif dan relevan dengan gaya hidup anak muda masa kini.

Masalah literasi di Jawa Tengah juga masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan data Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 2022, provinsi ini memperoleh skor 63,87 dengan kategori sedang. Angka ini menunjukkan bahwa budaya membaca belum benar-benar mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Generasi muda lebih sering disibukkan dengan gawai dan hiburan digital, sementara kebiasaan membaca buku cenderung terpinggirkan. Padahal, literasi adalah fondasi penting untuk membentuk daya pikir kritis, memperluas wawasan, hingga menyiapkan generasi yang tangguh menghadapi perubahan zaman.

Di tengah kondisi tersebut, hadir sebuah oase literasi yang memberi warna berbeda di jantung Kota Semarang, yaitu Perpustakaan Bank Indonesia Jawa Tengah. Tempat ini tidak sekadar menjadi gudang penyimpanan ribuan buku, melainkan ruang publik modern yang interaktif, inklusif, dan bisa diakses semua kalangan. Dengan koleksi lebih dari 11 ribu buku, mulai dari literasi keuangan, ekonomi, sosial, budaya, hingga bacaan populer, perpustakaan ini menjadi destinasi yang menggabungkan kenyamanan belajar dengan pengalaman membaca yang menyenangkan.

Keunikan perpustakaan ini terlihat dari cara ia merancang ruang untuk semua kebutuhan. Ada pojok braille untuk teman difabel netra agar tetap bisa menikmati literasi tanpa hambatan. Ada pula pojok Kartini dengan koleksi literatur perempuan, menghadirkan perspektif khusus tentang peran dan kontribusi perempuan dalam berbagai bidang. Bagi keluarga, tersedia area anak yang penuh warna dan ramah, sehingga anak-anak bisa mengenal dunia membaca sejak dini dalam suasana yang ceria. Bahkan ada angkringan buku, sudut santai yang menghadirkan nuansa nongkrong khas Semarang, tetapi dengan sentuhan literasi yang membuat aktivitas membaca terasa lebih cair dan hangat.

Bagi mahasiswa, Perpustakaan BI Jateng lebih dari sekadar tempat mencari referensi skripsi atau tugas kuliah. Ruang yang tenang dan fasilitas yang lengkap membuatnya ideal untuk diskusi kelompok, kolaborasi riset, atau sekadar rehat produktif di sela jadwal padat. Suasana inklusif yang dibangun juga memberi rasa nyaman bagi siapa saja. Mulai dari anak sekolah, mahasiswa, komunitas literasi, hingga masyarakat umum, semua bisa menemukan ruangnya di sini. Dengan begitu, perpustakaan ini tidak hanya menjadi tempat belajar individu, melainkan juga titik temu ide-ide kreatif dan komunitas yang hidup.

Kehadirannya juga menjawab tantangan bagaimana membuat literasi relevan dengan kehidupan sehari-hari generasi muda. Di era digital yang serba cepat, membaca sering dianggap kalah menarik dibandingkan media sosial atau hiburan instan. Perpustakaan BI Jateng menghadirkan pengalaman berbeda, di mana membaca tidak lagi dianggap kaku, melainkan bagian dari gaya hidup modern. Dengan desain ruang yang nyaman, konsep angkringan buku yang kekinian, serta atmosfer yang hangat, membaca bisa menjadi aktivitas yang stylish sekaligus bermanfaat. Bayangkan datang bersama teman, memilih buku yang sesuai minat, berdiskusi santai, lalu pulang dengan perspektif baru. Membaca tidak lagi sekadar kewajiban akademik, tetapi pilihan gaya hidup yang menyenangkan.

Hal lain yang membuat perpustakaan ini semakin relevan adalah fokusnya pada literasi keuangan. Di tengah derasnya arus digitalisasi ekonomi, generasi muda dituntut tidak hanya cerdas di bidang akademik, tetapi juga melek finansial. Koleksi buku dan sumber bacaan yang tersedia membantu mahasiswa dan masyarakat memahami dunia keuangan dari berbagai perspektif. Pengetahuan ini bermanfaat bukan hanya untuk kebutuhan kuliah, tetapi juga untuk kehidupan nyata, mulai dari mengelola keuangan pribadi, memahami investasi, hingga mengenal peluang usaha di era digital.

Perpustakaan BI Jateng menjadi bukti nyata bahwa literasi bisa hadir dengan wajah yang inklusif, asik, dan relevan dengan kebutuhan generasi sekarang. Ia bukan hanya sekadar gedung dengan rak-rak buku, melainkan ruang publik yang menghubungkan berbagai lapisan masyarakat. Dengan fasilitas unik, koleksi yang beragam, dan atmosfer yang mendukung, perpustakaan ini berhasil mentransformasi budaya membaca menjadi pengalaman yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Pada akhirnya, membaca bukan lagi sekadar aktivitas soliter, tetapi sebuah gerakan bersama. Dari mahasiswa yang mencari referensi, komunitas yang ingin berdiskusi, hingga keluarga yang ingin menanamkan kebiasaan membaca sejak dini, semua bisa menemukan tempatnya di sini. Jika kamu mencari ruang belajar yang inspiratif, tempat nongkrong produktif, atau sekadar suasana baru untuk menemukan ide, Perpustakaan BI Jateng adalah jawabannya. Karena di sini, membaca bukan hanya soal membuka halaman buku, tetapi juga membuka cakrawala hidup. 

Yuk, ramaikan Perpustakaan BI Jateng dan jadikan literasi sebagai bagian dari gaya hidup modernmu!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline