Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Bumi Sedang Sakit

Diperbarui: 19 September 2021   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustras: Piqsels

Mulut bumi menganga, haus menunggu setitik air dari langit. Kemarau sungguh menyiksa hingga kerongkongannya meradang. Raganya mengering, gersang. Sedikit saja percikan api, membuatnya terbakar hebat. Ah kemarau sangat menyiksa.

Kini musim hujan tiba, bumi muntah. Muntah air bah, raga yang kerontang basah kuyup. Menenggelamkannya dalam genangan-genangan yang bingung hendak kemana.

"Aku abnormal," teriak bumi parau. Aku sedang sakit parah. Sakit berkepanjangan yang aku derita setiap musim. Aku butuh obat dan dirawat dengan kasih sayang nan sabar.

Tanamkan pil hijau yang bernama pohon. Yang menolongku menyisakan air kala kemarau. Yang menahan pijakan di musim hujan. Dadaku tak sesak, lapang menghela.

Jika engkau tak ingin aku mati suri, berikan beribu pohon. Agar aku tetap lestari, kehidupanmu pun lestari sampai nanti. Jika tidak, kita akan sama-sama mati. Mati dalam siksa yang tak mensyukuri.

FS, 19 September 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline