Lihat ke Halaman Asli

Fanny Ainur Rahmawati

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (24107030097)

Death's Game: Ketika Mati Justru Menghidupkan Kesadaran

Diperbarui: 7 Juni 2025   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Drama Death's Game (Sumber: TMDB Melalui google)


Drama Korea Death's Game menjadi salah satu serial yang paling banyak dibicarakan di tahun 2023. Dibintangi oleh Seo In-guk dan Park So-dam, drama ini menyajikan narasi tak biasa tentang kehidupan setelah kematian. Tenang atau berakhir, kematian dalam cerita ini justru membuka petualangan baru yang menegangkan dan menyentuh.
Disutradarai oleh Ha Byung-hoon dan diadaptasi dari webtoon populer karya Lee Won-sik dan Ggulchan, Death's Game menawarkan konsep segar dalam dunia drama Korea. Serial ini mengeksplorasi isu eksistensial dengan kemasan thriller dan sentuhan fantasi, yang tak hanya menghibur tetapi juga mengajak penonton merenung tentang makna hidup dan kematian.

Choi Yi-jae (Seo In-guk) adalah pria muda pengangguran yang merasa hidupnya hancur. Setelah serangkaian kegagalan, termasuk kehilangan pekerjaan dan cinta, Yi-jae memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun, alih-alih benar-benar mati, ia justru "ditangkap" oleh sosok kematian (Park So-dam) yang merasa dirinya dipermainkan oleh manusia.

Sebagai bentuk hukuman, Yi-jae dijatuhi sanksi dimana ia harus mengalami kematian 12 kali dalam tubuh orang yang berbeda. Dalam setiap kehidupan baru, ia hanya punya waktu singkat hingga momen kematian orang tersebut. Jika berhasil menghindari kematian, ia berhak menjalani hidup baru itu. Jika gagal, reinkarnasi berikutnya menanti.

Konsep ini membuka ruang eksplorasi cerita yang luas, dari genre drama, thriller, hingga aksi. Penonton dibawa menjelajahi beragam konflik sosial dan psikologis dari perspektif kehidupan yang berbeda.

Penampilan Seo In-guk sangat profesional. Ia mampu memerankan karakter dengan emosi yang kompleks, mulai dari keputusasaan, ketakutan, hingga tekad untuk bertahan hidup. Transformasi emosional ini menjadi tulang punggung cerita yang memikat.

Park So-dam tampil sebagai personifikasi kematian. Ia bukan digambarkan sebagai sosok menyeramkan, melainkan entitas yang sinis namun misterius. Dialog-dialognya seringkali filosofis, dan kehadirannya memberi nuansa mendalam pada narasi.

Yang menarik, karena Yi-jae bereinkarnasi ke dalam tubuh berbeda, drama ini turut menampilkan sederet aktor papan atas sebagai "versi lain" dari dirinya. Di antaranya ada Lee Jae-wook, Kim Ji-hoon, Choi Si-won, dan Sung Hoon. Masing-masing membawa warna yang berbeda, menambah dinamika cerita.

Secara teknis, Death's Game menunjukkan kualitas produksi yang solid. Tata kamera dan sinematografi mampu menangkap nuansa gelap dan intens dari cerita. Transisi antar kehidupan Yi-jae dirancang dengan mulus, membuat penonton mudah mengikuti alur meskipun berpindah-pindah karakter.

Penggunaan efek visual cukup efisien, tidak berlebihan namun mendukung atmosfer yang dibangun. Skoring musiknya juga tepat sasaran, menguatkan ketegangan maupun momen emosional.

Lebih dari sekadar hiburan, Death's Game menyentuh isu-isu sosial yang relevan. Bunuh diri, tekanan ekonomi, kesehatan mental, serta kesenjangan sosial menjadi latar belakang kuat dari banyak karakter yang dihidupi Yi-jae.

Melalui perspektif 12 kehidupan, penonton diajak memahami bahwa setiap manusia menyimpan beban berbeda. Drama ini mengingatkan bahwa tidak ada yang benar-benar tahu perjuangan orang lain, dan bahwa kehidupan, betapapun sulitnya, selalu punya makna jika dicari dan dihargai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline