[caption id="attachment_225539" align="aligncenter" width="528" caption="Ilustrasi kopi"][/caption]
Kopi, "dikokop rasane legi" (diminum terasa manis). Berbicara mengenai kopi, yang terbayang di dalam pikiran saya adalah sebuah cangkir yang berisi cairan panas, berwarna coklat yang menyebarkan aroma sedap nan harum. Kombinasi tersebut melahirkan rasa manis nan gurih di setiap tetesnya "Sruurrrpphh... Hmmmhhh... nikmatnya..". Saya lebih menyukai kopi campuran (coffemix), jenis cappucino atau kopi dengan krimer yang manis tanpa ampas. Saya kurang menyukai kopi murni tanpa gula, karena saya kurang menyukai rasa pahitnya apalagi jika ada ampasnya. Terasa geli saja, bila melihat teman berbicara dan tertawa menyeringai dengan gigi penuh ampas kopi.
Sejak kecil sebenarnya saya bukan penyuka kopi, namun sejak menginjakan kaki di Jakarta tiga tahun lalu, saya akhirnya menyukai kopi. Berawal dari pengamatan dan pergaulan, akhirnya saya resmi masuk dalam daftar penggemar kopi. Di Jakarta, saya sering melihat bagaimana orang bisa memejamkan mata saat menikmati kopi, saya sering melihat beberapa orang yang menghirup dalam-dalam aroma kopi kemudian menggeleng-gelengkan kepala sebelum meminumnya. Rasa penasaran tersebut menuntun saya untuk mencoba membeli secangkir kopi hitam. "Busyet, pahit dan aneh rasanya!!" saya tersedak dan gigi saya terasa kasar dan aneh karena saya baru menyadari bahwa ampasnya ikut terminum. Sejak kejadian itu, saya terus mencoba berbagai jenis kopi yang dijual di pasaran, mulai dari kopi hitam, kopi campuran dengan berbagai merk yang berbeda. Sampai akhirnya saya jatuh hati pada sebuah merk kopi campuran tanpa ampas. Perpaduan rasa pahit, manis, gurih dan aromanya yang harum semerbak membuat saya jatuh hati kepadanya. Dan begitulah, sampai detik ini, saya masih menikmati kopi sebagai pelengkap aktivitas saya sehari-hari.
[caption id="attachment_225540" align="aligncenter" width="547" caption="ilustrasi kopi pagi"]
1353735032915055742
[/caption]Pagi belumlah pagi tanpa kopi. Menikmati kopi di pagi hari menghadirkan warna tersendiri, sesuatu yang bersifat abstrak, tak bisa disentuh namun bisa dirasakan, mungkin itulah yang disebut sebagai sensasi. Diawali dengan bunyi, "tring-tring" ketika sendok kecil beradu dengan cangkir, seiring dengan bunyi itu, segera saja aroma harum semerbak memenuhi kamar. Semerbak harumnya membuat saya terjaga, sayapun segera terjaga dan beranjak dari tempat tidur, bersiap menikmati sajian kopi pagi. Saya begitu menikmati setiap tegukan dari secangkir kopi, perasaan damai segera mengalir seiring alunan musik yang mengalun. Begitulah saya mengawali pagi, senyum mengembang hati tenang, kebahagiaan saya kian lengkap, karena secangkir kopi tersebut tercipta dari tangan lembut istri tercinta.
1353735088168809288
Selain pembangkit semangat di pagi hari, bagi saya kopi juga mempunyai daya penyembuh yang ampuh untuk menghilangkan rasa lelah dan penat setelah seharian beraktivitas. Ketika hari beranjak sore, saat seluruh pekerjaan telah selesai, terkadang saya menyempatkan untuk menikmati secangkir kopi bersama rekan-rekan saya. Canda tawa sambil menikmati secangkir kopi membuat rasa lelah dan penat itu berangsur-angsur hilang, semangat dan konsentrasipun kembali pulih. Kopi mempererat jalinan persahabatan, selalu ada cerita di balik secangkir kopi baik suka maupun duka.Kopi akan bermanfaat jika kita cermat meminumnya. Porsi aman minum kopi adalah dua sampai tiga cangkir kopi setiap harinya. Minum kopi secara berlebihan hanya akan mengundang penyakit. Jangan samakan kopi dengan air putih, dimana kita dianjurkan untuk minum minimal delapan gelas setiap harinya. Delapan gelas air putih akan menyehatkan, namun bagaimana dengan delapan gelas kopi setiap hari? Ngeri.
sumber gambar: di sini, di sini, di sini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI