Lihat ke Halaman Asli

Fajar

Penyair Paruh Waktu

Cuaca Yang Tak Bisa Diramal

Diperbarui: 18 Juli 2025   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku tersenyum di antara gemuruh
dengan jari yang gemetar
menulis puisi di udara
mencari makna dari bisikan yang datang tanpa undangan

aku menelan senja dalam bentuk tablet kecil:
quetiapine, zipren, fluvoxamine, sertraline
membuat pagiku terasa lambat
dan malam jadi terlalu sunyi untuk ditiduri

aku tak pernah tahu
mana hari yang akan memelukku,
dan mana yang akan menenggelamkanku diam-diam
setiap detik adalah pertarungan kecil
antara aku yang ingin hidup
dan aku yang ingin diam selamanya

dan jika kau bertanya kenapa aku terlihat biasa-biasa saja
itu karena aku telah melatih wajahku
untuk tampak tenang di hadapan dunia
meski dalam diriku,
seluruh musim tak pernah berhenti bertabrakan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline