Lihat ke Halaman Asli

fajar martha89

Guru dan Dosen

TV Digital untuk Masyarakat

Diperbarui: 15 Agustus 2021   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berbicara tentang televisi, maka kita berbicara tentang media informasi dan hiburan masyarakat mulai dari masyarakat kelas atas hingga kelas bawah bahkan dari anak-anak sampai orangtua tersebar dari Sabang hingga Merauke. 

Lalu apa itu televisi? dikutip dari laman academia.edu, televisi terdiri dari kata "tele" yang berarti jarak dalam bahasa Yunani dan kata "visi" yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh. 

Meksipun ditengah gempuran berbagai media streaming digital, channel Youtube, SmartTV dan AndroidTV televisi umumnya tetap menjadi primadona bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Latar belakang penulis sebagai seorang penikmat acara televisi dari masa anak-anak hingga dewasa mencoba membagi masyarakat menjadi 2 yaitu masyarakat melihat tayangan televisi dan masyarakat yang membuat tayangan televisi atau dalam hal ini industri penyiaran dan kreatif. 

Bagaimana semua perjalanan ini dimulai? sehingga televisi Indonesia sudah dikenal hingga sekarang. Dikutip dari laman wikipedia.com, perjalanan televisi analog di Indonesia dimulai saat TVRI pertama kali mengudara pada tahun 1962 oleh pemerintah, kemudian disusul tahun 1989 ketika RCTI memulai siaran sebagai pihak swasta hingga seiring perkembangan zaman sampai saat ini sudah banyak bermunculan stasiun channel TV baru baik skala Nasional maupun daerah. 

Seiring pertumbuhan yang semakin maju maka timbul masalah baru terutama dalam hal pengaturan frekuensi siaran, teknis operasional dan kemajuan teknologi penyiaran dari analog ke digital. 

Dikutip dari laman siarandigital.kominfo.go.id, keunggulan penggunaan siaran digital antara lain tidak perlu berlangganan seperti streaming, penerimaannya lewat antenna UHF seperti TV analog, kualitas gambar HD, suaranya superior, tidak berbintik atau kabur pada sinyal lemah. 

Secara teori keunggulannya terlihat maksimal, namun dalam pelaksanaannya oleh pemerintah sampai saat ini belum optimal. Padahal berdasarkan survey kominfo oleh Geryantika Kurnia, selaku direktur penyiaran kominfo menyatakan sebanyak 80,70% masyarakat tertarik beralih ke siaran televisi teresterial digital karena suara lebih jernih 65,6% kanal lebih banyak dan 43,27% karena tidak berbayar. 

Dari hasil survei tersebut diatas maka dapat dibuktikan bahwa migrasi televisi digital untuk masyarakat mendatangkan banyak manfaat. Mungkin untuk teknis proses migrasi dari teknologi analog ke teknologi digital membutuhkan upgrade perangkat pemancar TV dan penerima siaran TV. 

Ini yang menjadi kendala pemerintah sehingga perlu disiasati dengan melibatkan kerjasama dengan pihak swasta sehingga area distribusi penyiaran bisa merata mulai dari daerah perbatasan antara wilayah Indonesia dengan negara lain, daerah pelosok, pedesaan, perkotaan hingga metropolitan. 

Namun kenyataan dilapangan distribusi terhambat akibat pemberlakuan PPKM terkait Pandemi Covid-19 sehingga perlu dikaji ulang oleh pihak terkait. 

Sedangkan untuk masyarakat bisa disiasati dengan diberikan bantuan atau harga yang relatif terjangkau menggunakan alat Set-Top Box yang berfungsi sebagai support system siaran digital. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline