Lihat ke Halaman Asli

Faiz Dawami

gitu aja.

Puisi | Rindu di Kota Hujan

Diperbarui: 22 Februari 2020   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Osman Rana on Unsplash 

Saat kehampaan mengisi relung jiwa
Gelora pikiran berkecamuk melalang buana
Teringat masa saat mengejar ombak
Berlari menjauhi bibir pantai yang memutih

Terinjak karang di bawah sapuan mentari
Sahut menyahut menyaingi siulan angin
Menyelam bersama mencari kesejukan
Terngiang kebahagiaan berselimut indahnya alam

Ketika menyisir titian dermaga
Menunggu kepulangan ayah tercinta
Balada anak nelayan yang tak terlupakan
Menunggu senyuman dan peluk hangat darinya

Senang, bahagia, penuh suka cita
Kesan rasa yang tak ingin berlalu
Begitulah anak nelayan bersama pantai
Masa kecil melekat kuat di rongga memori

Namun kini gadis kecil itu telah dewasa
Tak kan lagi ditemui kesan seindah dulu
Ia tumbuh beserta segenap amanah di pundak
Memahami aqad yang mesti dijalankan

Tak terasa bulir-bulir bening mengalir jua
Rindu itu kembali merasuki kerapuhan jiwa
Meski pandangan kini tak lagi sama
Namun rindu masih enggan tuk beranjak

Kota ini miliki keindahan yang berbeda
Entah dimana letaknya pantai disini
Aku rindu dermaga, aku rindu deburan ombak
Sejuk kota ini tak mampu mengalihkan itu

Meski kesegarannya menawarkan harapan
Lewat embun yang senantiasa membasahi dedaunan
Memekarkan setiap kuntum pada masanya
Semua tetap tak mampu gantikan segalanya

Seindah apapun, seanggun apapun...
Rindu-rindu ini tetap harap akan temu
Rintiknya hampir memenuhi seisi kalbu
Memecah kerasnya tekad untuk berlari

Namun rentang jarak berlahan tercipta
Kecintaan akan ilmu, mencoba menjawab tanya itu
Belajar menapaki langkah demi langkah
Hingga memahami segala hakikat yang terjadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline