Lihat ke Halaman Asli

Fadly Bahari

TERVERIFIKASI

Pejalan Sepi

Sedekah: Cara Mudah Mancing Rezeki, Benarkah?

Diperbarui: 7 Oktober 2021   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokpri)

Saya melihat banyak orang meyakini bahwa sedekah itu adalah cara memancing rezeki. Logika ini nampaknya berkembang dari pemahaman bahwa jika kamu menyedekahkan rezekimu maka nantinya Allah akan melimpahkan rezeki yang berlipatganda untukmu.

Ada juga yang menyitir secara keliru bunyi ayat dalam surat At-Talaq...

Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan. (At-Talaq ayat 7)

Dalam suatu artikel misalnya, saya menemukan bunyi ayat ini dikutip sebagian lalu diberi sedikit perubahan narasi, menjadi: "...Dan barangsiapa yang sedang disempitkan rezekinya, maka hendaknya ia menafkahkan sebagian rezeki yang Allah berikan padanya"

Padahal makna yang dikandung dari ayat tersebut sesungguhnya adalah bahwa baik orang-orang yang memiliki keluasan rezeki maupun orang-orang yang terbatas rezekinya, bersedekah adalah ujian ketaqwaan mereka.

Ujian tersebut nyata bunyinya di kalimat selanjutnya: Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Maksud kalimat ini adalah: Dalam setiap apa yang diberikan Allah kepada dirimu terdapat ujian.

Lalu, mesti bagaimana memaknai sedekah ini? Berikut ini penjelasan saya...

Saya ingin memulai penjelasannya dengan mengatakan bahwa: Sedekah adalah caramu "membersihkan rezeki".

Tapi ungkapan ini jangan lalu dibayangkan bahwa sedekah itu seperti tapisan atau saringan yang memisahkan rezeki baik dan rezeki buruk. Tidak seperti itu.

Saya menempatkan frase "membersihkan rezeki" dalam tanda kutip karena kedua kata dalam frase itu memang butuh penjelasan lebih dalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline