Lihat ke Halaman Asli

eviana liswardani

Anggota Polri / Mahasiswa

"Kerja Polisi Tak Lagi Asal Jalan: Ini Cara KPI Mengubah Polri dari Dalam"

Diperbarui: 8 Juli 2025   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam beberapa dekade terakhir, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menjadi sorotan publik bukan hanya karena tugasnya yang strategis dalam menjaga keamanan, tetapi juga karena desakan masyarakat agar institusi ini lebih profesional, transparan, dan akuntabel. Untuk mencapai visi sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan Masyarakat dan menjawab tantangan itu, Polri tak hanya melakukan perbaikan di tingkat operasional, tapi juga mengadopsi pendekatan manajerial modern, salah satunya melalui penerapan Key Performance Indicator (KPI).

Institusi Kepolisian memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Sejak bergulirnya reformasi birokrasi dan program Polri Presisi yang menekankan Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan institusi kepolisian tak lagi mengandalkan kerja yang “asal jalan”. Salah satu instrumen utama adalah penerapan Key Performance Indicator (KPI) dalam berbagai level organisasi Polri. KPI menjadi alat ukur kuantitatif dan kompas arah perubahan, mendorong personel untuk bekerja lebih terstruktur dan terukur yang dapat membantu mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kerja personel, unit, maupun institusi secara keseluruhan.

Apa Itu KPI dan Mengapa Penting di Polri?

Key Performance Indicator (KPI) adalah alat ukur kinerja berbasis data yang digunakan untuk menilai sejauh mana individu atau organisasi mencapai target yang telah ditetapkan. Di lingkungan Polri, KPI diterapkan untuk mengukur efektivitas tugas-tugas utama seperti penanganan perkara, respon terhadap laporan masyarakat, pelayanan publik, serta kepatuhan terhadap standar profesionalisme. Melalui KPI, Polri ingin menggeser paradigma kerja dari yang bersifat reaktif dan administratif menjadi prediktif, responsif, dan transparan, sesuai dengan visi Polri Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan).

Sebelum penerapan KPI, penilaian kinerja di Polri sering bersifat subjektif dan tidak terukur secara jelas. Hal ini menyebabkan:

a. Kurangnya motivasi kerja di kalangan anggota Polri.

b. Sulitnya mengidentifikasi unit kerja yang tidak optimal.

c. Tidak adanya standar yang konsisten untuk mengevaluasi kinerja.

 

Bagaimana KPI Diimplementasikan?

Penerapan KPI di Polri dilakukan secara bertahap dan menyeluruh, mencakup:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline