Lihat ke Halaman Asli

Dan Menyesali

Diperbarui: 4 Januari 2023   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan Menyesal
Karya. Ersalrif

Malam merambat begitu lambat. Jemari gulita mencengkeram alam persada dengan kesunyian yang begitu mencekam. Mata Rindu masih nyalang menatap daun pintu. Berharap Dan segera pulang dan membukanya.

Hati Rindu sangat resah sekali. Hari ini adalah waktu Dan kembali dari Tangerang. Namun, sejak kemarin tiba-tiba hape Dan tak bisa dihubungi. Apalagi Rindu menemukan postingan seorang perempuan, yang mengupload foto mesranya bersama Dan.

Beberapa kerabat heboh dengan postingan aplikasi biru itu. Mereka terus bertanya kepada Rindu tentang hubungan Dan dengan perempuan itu. Rindu menarik napas berat, lalu mengusap kasar wajahnya. Sudah tak ada lagi air mata yang bisa ditumpahkan. Hati Rindu menjadi kebas.

"Rin, kamu sudah pulang dari rumah sakit?" tanya Lily kakak iparnya kemarin sore, "naik apa pulangnya?" tanyanya lagi prihatin.

"Diantar Dokter Adi, Mbak!" sahut Rindu malas.

Dia memang tak biasa terbuka dengan keluarga. Semua permasalahan selalu ditelannya sendiri. Apalagi sang kakak ipar, yang hanya bertanya untuk basa-basi.

"Kamu nggak minta Dan pulang?" tanya Lily dengan geram.

"Nggak, katanya besok pulang, Mbak!" sahut Rindu sambil menepuk-nepuk pantat Ardi, bayinya yang baru dilahirkan lewat operasi cesar lima hari yang lalu.

"Kebangetan suamimu itu, Rin! Istri melahirkan bukannya ditungguin, malahhh...," celetuk Lily menggantung, "buka aplikasi birunya Dan deh, Rin!" ujar Lily dengan intonasi tampak marah.

"Iya, Mbak!" sahut Rindu enggan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline