Semburat angin meniti jalanku pada sebuah lamunan kosong yang menemani kalbu
Sejenak kepala mendongak ke atas dan bertanya, apakah ada secuil orang yang memberi hadiah kepadaku ditengah tengah kecemasan bagai setipis kertas tissue
Ku akan pergi merengkuh dayung dan berkelana entah kemana hingga tau tujuan hidup ku
---
Relungan jiwa bagai angin bersahut-sahutan dan risau tanpa merenggut asa yang termaktub dalam buku
Selingan canda, keraguan justru menggerutu dibalik desiran angin yang berkecamuk dengan nafsu
Seolah-olah menanti sekotak hadiah berdiri didepanku
---
Untuk siapa? Kemana lagi aku akan pergi? ku tandaskan pena jika aku benar-benar sebatang kara
Menoreh luka lama yang tak kunjung reda bagai gerimis melanda belahan jiwa