Secara keseluruhan, filum dalam taksonomi biologi berperan penting sebagai dasar pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tubuh dan hubungan evolusioner mereka. Dengan memahami konsep filum, kita dapat melihat bagaimana organisme yang tampak berbeda ternyata memiliki kesamaan mendasar yang menunjukkan asal-usul evolusioner yang serupa. Salah satunya adalah Filum Porifera, kelompok hewan sederhana namun memiliki peran besar dalam ekosistem laut. Dalam studi paleontologi, filum berperan sebagai unit penting untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan fosil berdasarkan struktur tubuh utama yang masih bisa diamati. Karena fosil sering kali tidak utuh, pengenalan terhadap ciri khas suatu filum membantu ilmuwan menentukan kelompok evolusioner fosil tersebut. Ini memungkinkan peneliti untuk melacak perkembangan evolusi, perubahan biodiversitas, serta hubungan antara organisme purba dan modern dalam konteks waktu geologis. Menurut saya, membahas tentang Filum Porifera dan peranannya dalam taksonomi maupun ekosistem sangat penting, terutama di era ketika krisis lingkungan dan penurunan keanekaragaman hayati menjadi isu global. Kita sering kali hanya fokus pada hewan-hewan besar dan mencolok, padahal makhluk sederhana seperti Porifera justru memainkan peran vital dalam menjaga kesehatan laut. Selain itu, memahami filum juga memberi kita sudut pandang ilmiah yang lebih dalam terhadap sejarah kehidupan di bumi, termasuk melalui fosil-fosil yang dipelajari dalam paleontologi. Dengan memahami dasar-dasar seperti ini, kita bisa lebih menghargai kekayaan alam dan terdorong untuk melindunginya---dimulai dari hal-hal kecil yang mungkin selama ini kita anggap sepele.
Contoh phylum porifera yang sering ditemukan dalam kajian fosil
Hexactinellida (Spons Gelas) -- Fosil dengan rangka silika, ditemukan pada periode Paleozoikum dan Mesozoikum.
Demospongiae (Spons Kasar) -- Fosil dengan rangka spongin atau silika, banyak ditemukan dari periode Mesozoikum.
Ciri Khas Filum Porifera:
Badan Berpori: Porifera memiliki tubuh yang penuh dengan pori-pori kecil (ostium) yang digunakan untuk menyaring air dan memperoleh makanan.
Tidak Memiliki Jaringan Sejati: Mereka tidak memiliki jaringan atau organ tubuh yang berkembang seperti hewan lain. Tubuh mereka hanya terdiri dari sel-sel yang memiliki fungsi khusus.
Sistem Sirkulasi Air: Air mengalir melalui tubuh mereka, membawa partikel makanan dan oksigen, serta mengeluarkan limbah.
Berkembang Biak Seksual dan Aseksual: Porifera bisa berkembang biak secara aseksual melalui tunas (gemmula), atau secara seksual dengan menghasilkan gamet.
Perbedaan dengan Filum Lain:
- 1. Tidak Memiliki Organ: Berbeda dengan banyak filum lain (seperti Chordata atau Arthropoda) yang memiliki sistem organ, Porifera hanya terdiri dari sel-sel yang bekerja sama untuk menjalankan fungsi dasar.
- 2. Metode Makanan: Porifera adalah penyaring air, sedangkan hewan lain seringkali berburu atau merumput untuk mendapatkan makanan.
- 3. Simplicity: Filum Porifera dianggap lebih primitif karena struktur tubuhnya yang sederhana jika dibandingkan dengan hewan multiseluler lainnya yang memiliki organ-organ kompleks.
1. Menyediakan Bukti Awal Kehidupan Laut