Lihat ke Halaman Asli

enita esha

Pembelajar

Tips Bertahan Saat Isoman

Diperbarui: 24 Juli 2021   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Kasus covid semakin meningkat lagi. Sempat turun beberapa saat lalu. Kemudian melonjak lagi. Sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk covid ini, baik itu berupa kebijakan dan bantuan. Dari kebijakan dan bantuan pangan, bansos, subsidi listrik, vaksin, PSBB, dll. Bahkan sekarang baru diberlakukan PPKM. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut hal ini cukup mengkhawatirkan. Terlepas banyak info hoax bahkan ada juga yang bilang covid hanya untuk politik, tapi sudah banyak korban. Yang bisa kita lakukan hanya berdoa dan berusaha gimana caranya untuk menjaga diri, menjaga keluarga, dan juga menjaga tetangga. 

Adanya kebijakan pembatasan kegiatan di ruang publik membuat kita mau tidak mau ya stay di rumah kalau ga ada kepentingan yang urgent. Kalau keluar rumah juga bingung mau kemana. Dulu sebelum hadir covid kita bisa leluasa mau kemana aja. Bebas rasa was-was juga. Sekarang harus mikir berulang kali. Kalau keluar juga harus jaga prokes, pakai masker, sering mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer, hindari kerumunan, menjaga jarak, dan jangan lupa makan sehat, haha..

Nah kalau kondisinya terpaksa harus isoman karena sedang ga enak badan dan takut menulari yang lain, meski masih belum yakin apakah covid atau bukan, karena was-was juga kalau mau swab. Yang penting masih bisa ditahan sakitnya dan bisa reda dengan mengkonsumsi herbal atau obat yang dijual bebas. Tapi kalau kondisi sudah perlu bantuan medis, sesegera mungkin minta bantuan medis. 

Kalau harus isoman atau harus stay di rumah untuk jangka waktu yang lumayan lama, seperti kondisi sekarang, pandemi yang berlarut-larut, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kita bisa belajar dari strategi bertahannya masyarakat desa. Kenapa masyarakat desa? karena kehidupan mereka unik. Yang bisa sedikit ku bagi dari yang ku amati dari kehidupan masyarakat di desa, antara lain:

Bertanam untuk Memenuhi Kebutuhan Dapur

Mungkin kalau masyarakat desa, lahannya masih luas. Pekarangan luas. Bisa ditanami berbagai tanaman yang bisa dimakan. Sayuran, buah-buahan, umbi-umbian. Yang penting mereka menanam. Ketika mau masak bisa tinggal petik. Tapi kalau masyarakat kota? mau nanam dimana? eits jangan menyerah karena keadaan. Kalau tempat tinggalnya masih punya teras dan masih terkena sinar matahari, masih bisa hlo menanam. Pakai polibag atau pot. Terlebih kondisi sekarang, wfh, work from home. Banyak dimanfaatin untuk berburu koleksi tanaman hias untuk hobi baru. Coba diganti aja dengan tanaman yang bisa dimakan. Seperti selada hijau, selada merah, sawi, daun bawang, cabe, terong, katuk, kelor, kale, daun mint, kemangi, timun, pare, dll. Cantik juga hlo untuk tanaman hias. Gimana? Mau coba? 

Berhemat

Kita ga tahu kondisi seperti ini masih berapa lama lagi. Yang kita lalui sudah 2 tahun. Berhemat menjadi pilihan. Maksudnya berhemat adalah mengurangi hasrat belanja untuk hal yang ga urgent. Misal baju. Kalau masih ada yang lama baiknya pakai yang lama aja. Uangnya bisa dimanfaatin untuk yang lain. Makanan, kalau kita bisa bikin mending bikin sendiri. Sayuran bisa petik dari yang kita tanam, mending ga usah beli. 

Berbagi

Masyarakat desa sebagian besar mata pencahariannya bertani. Menurut hitungan kita, pendapatan mereka bertani sering minus kalau untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi mereka masih bertahan. Kok bisa? Inilah berkah. Dari hasil mereka bertani atau dari yang mereka tanam, kalau mereka panen, tetangga juga ikut menikmati. Mereka bagi ke tetangga apa yang mereka panen. Ada kacang panjang, tetangga juga dapet. Panen singkong, tetangga dapat. Panen mangga, tetangga dapat juga mangganya. Panen padi, tetangga dapet berasnya. Oh indahnya yang jadi tetangganya. Dan itu saya. Hehe.. Yups berkah berbagi. Jadi Alloh cukupkan. Nah, kalau soal berbagi ini, sudah mulai juga di kota-kota. Dari jum'at berkah sampai ada yang bagi-bagi uang di jalan. Semoga dengan banyak kebaikan di muka bumi, Alloh segera selesaikan masalah pandemi ini. Aamiin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline