Lihat ke Halaman Asli

War Takjil Berujung Damai, Menikmati Senja Tepi Pantai

Diperbarui: 6 Maret 2025   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Salah satu stand makanan di Ngerandu Buko - pantai marina boom Banyuwangi. (sumber: dokumentasi pribadi))

Siapa yang suka jalan - jalan sore ngabuburit sambil nyari takjil? 

Atau kamu tim yang mager berdesak - desakan, malas macet -macetan hanya untuk berburu takjil?

Harap tenang, Yuk ikut aku war takjil di acara 'Ngerandu Buko; di tepi pantai Marina Boom Banyuwangi. Ngerandu buko dalam bahasa Osing berarti menunggu buka (puasa).  Ngerandu buko berlangsung satu bulan penuh di bulan ramadan, biasanya di pusat kota di Jalan Letjen Sutoyo atau di setiap desa. Kali ini Pemkab Banyuwangi  memusatkan Ngerandu Buko di tepi pantai Marina Boom, jadi kita nggak perlu macet-macetan di jalan. Kapan lagi kita bisa war takjil sambil nyore di tepi pantai.

(Berfoto di depan papan besar 'Ngerandu Buko'. (sumber : dokumentasi pribadi)

Ada banyak sekali stand makanan yang berjajar dari ujung utara ke selatan di tepi pantai. Ada stand makanan khas Banyuwangi seperti patola, semanggi sambal sereh, rujak kecut, tahu walik dan makanan khas lainnya. Ada juga makanan khas ramadan seperti es belewah, es teler,  aneka bakaran dan jajanan lainnya. Tak ketinggalan makanan kekinian seperti kopi kekinian, aneka mochi, makanan korea seperti kimbab, corndog, tteokbokki dan juga permen dalgona seperti di film Squid Game. Makanan berat seperti nasi pecel, sego cawuk, riceball, bakso dan mie ayam juga ada.

(Nampak di kejauhan, deretan stand penjual takjil (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Baru di hari ke-6 ramadan ini, aku berkesempatan datang ke Ngerandu buko di pantai Marina Boom. Karena ngga mau kalah war, ~lebih ke nggak mau berdesakan karena suka pusing karena banyak orang sih~. Kali ini aku  ditemani anak ku sudah datang pukul 15.00. Tentu masih tidak begitu ramai pengunjung, karena menurut salah satu penjual di lokasi, puncak ramainya di jam 17.00, jam mendekati buka puasa. Para pengunjung biasanya lebih ingin makan takjil sambil menikmati senja di tepi pantai bersama teman atau keluarga.

Mumpung masih sepi, aku mau berjalan dari ujung utara ke selatan sambil berpikir mau jajan apa, karena hari ini rencana tetap mau buka puasa di rumah. Akhirnya hal yang pertama aku beli adalah kopi gula aren punya'Kopinang', kopi kekinian yang biasa dijual keliling memaki sepeda listrik. Setelah jalan lagi, nemu makanan khas banyuwangi, namanya kulup semanggi. Daun semanggi yang di kukus dikasih sambal sereh yang khas. 

(Stand Kopinang, Kopi keliling kekinian (Sumber: Dokumentasi pribadi))

Setelah membeli es kopi, gadis kecil yang sedari tadi ku gandeng minta es jeruk peras. Baiklah kita beli es jeruk peras dengan es dipisah seperti es kopi tadi. Kemudan berjalan hampir ke ujung, kami mendengar suara gamelan Bali ditabuh. Wah, iya.. tadi di tengah area stand penjual ada panggung dan beberapa alat musik gamelan. Sebenarnya mau lihat penampilan gamelan Bali, tapi apa daya sudah di ujung hampir pintu keluar, kaki juga sudah lelah berkeliling. Akhirnya kami memutuskan nggak lihat pertunjukan gamelan, tapi malah mampir di salah satu stand jajanan korea. Baiklah, kita beli kimbab. Kemudian kita menuju parkiran motor dan segera pulang ke rumah.

(Stand es jeruk peras. (Sumber : Dokumentasi pribadi))

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline