Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Jangan-jangan Saya Pengidap Akut "Nomophobia"!

Diperbarui: 4 Desember 2020   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:www.khbuzz.com

"Waduh, di mana ponselku, ya?"

"Walah, ponselku ketinggalan di rumah. Bagaimana ini!"

Pernah mengalami kepanikan serupa ketika benda bernama ponsel itu menjauh dari diri kita?

Saya sering. Bahkan mood baik bisa mendadak berubah seratus delapan puluh derajat hanya gara-gara ponsel yang ketlisut atau ketinggalan.

Rasa-rasanya di zaman milenial ini kita memang tidak bisa terlepas dari benda super canggih itu, yaa. 

Lantas jika diajukan pertanyaan mengapa kita tidak bisa melepaskan diri dari ponsel, jawaban dan alasan setiap orang tentu berbeda dan beraneka ragam.

Kalau hal tersebut ditanyakan kepada saya, jujur saya akan menjawab, "Ponsel merupakan tempat paling praktis untuk melampiaskan libido menulis saya. Jadi kemana pun saya pergi, benda itu harus ada di dalam tas atau kantung baju saya."

Ini berkaitan dengan ide menulis yang tidak bisa diprediksi kemunculannya. Sebab ide bisa ujug-ujug datang. Kapan saja dan di mana saja.

Dan, bagi seorang penulis kemunculan ide adalah momen istimewa yang tidak boleh disia-siakan. Ide harus segera dieksekusi. Saat itu juga! Sebab jika tidak, ide bisa kabur ke luar negeri atau menyelinap lewat gudang obat. Ups!

Oh, iya. Kepanikan atau kekhawatiran berlebihan saat berjauhan dari ponsel ini biasa dikenal dengan nama Nomophobia atau no mobile phone pobhia.

Nomophobia, Berbahayakah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline