Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Cerpen | Lawang Sewu

Diperbarui: 23 Februari 2019   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:flickr.com

Mendadak daun-daun pohon Akasia di halaman samping rumah jatuh berguguran. Tanpa disertai angin. 

Selembar daun melayang dan hinggap pada bingkai jendela kamar yang terbuka. Perasaanku seketika tidak enak. Tergesa aku memungut daun luruh itu. Mencermatinya sejenak. 

Dugaanku benar. Semacam tanda kutemukan pada bagian tengah daun yang warnanya agak menguning. 

Buru-buru aku meraih dompet di atas meja. Mengunci pintu kamar dan bergegas menuju mini market terdekat. Memesan tiket kereta api untuk perjalanan panjang yang akan kulakukan malam ini juga. Beruntung masih tersisa satu tiket kursi meski berada di gerbong dan nomor paling akhir. 

Sembari berjalan kembali menuju rumah untuk mengemasi barang-barang yang akan kubawa, aku menghubungi Beib via telpon. Memberitahu bahwa malam ini aku akan bepergian jauh.

"Kok mendadak sekali Nis? Kenapa tidak menunggu sampai aku pulang?" suara Beib dari jauh terdengar mencemaskanku.

"Ini perjalanan amat penting, Beib!"

"Penting?"

Klik.

Ponsel sengaja kumatikan. 

Aku tahu di sana Beib pasti marah besar. Sebab aku tidak menjelaskan secara detail apa sebenarnya yang hendak kulakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline