Lihat ke Halaman Asli

AS Episentrum Baru Covid-19, Jumlah Kasus Positif Tembus 160 Ribu Lebih

Diperbarui: 31 Maret 2020   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontan.id


SIAPA sangka, setelah China dipandang oleh seluruh negara di dunia sebagai episentrum virus corona (covid-19), akhirnya harus berpindah tangan kepada negara lain, yang jaraknya justru dibatasai ribuan kilometer jauhnya.

Sebagai negara sumber merebaknya virus corona, asalnya Negeri Tirai Bambu ini menjadi pusat perhatian dan keprihatinan di dunia. Betapa tidak, di negara yang dipimpin oleh Xi Jinpeng ini jumlah kasus yang diakibatkan mewabahnya covid-19 menembus angka 81 ribu lebih dan angka kematiannya mencapai tigaribuan lebih.

Namun, disaat Negara Panda ini sudah mulai mampu memutus rantai penyebaran dan menekan lonjakan kasus yang diakibatkan virus corona, justru negara lain yang sejatinya hanya sebagai negara terdampak justru jumlah kasusnya melebihi China.

Adalah negara Italia yang pertama kali melampaui jumlah kasus positif di China, yakni mencapai 85 ribuan lebih. Namun, jumlah ini terus bertambah hingga menembus angkat 100 ribuan lebih.

Bahkan, tidak hanya jumlah kasus positifnya saja yang melampaui China. Untuk jumlah korban jiwanya pun, Negara asal legenda hidup Moto GP Valentino Rossi ini jauh lebih banyak, hingga menembus angka 10 ribu lebih, atau tiga kali lipat dari angka kematian China yang berada dikisaran 3 ribu lebih.

Dengan kondisi ini jadilah Italia dianggap sebagai episentrum baru penyebaran virus corona di dunia. Tapi, rupanya "julukan" tersebut tidak bertahan lama, karena tiba-tiba Amerika Serikat (AS) menyalip.

Ya, Negara Paman Sam, hingga Senin (30/3/20) sangat wajar jika disebut sebagai episentrum baru penyebaran pandemi virus corona di dunia. Pasalnya jumlah kasus postifnya sudah melampaui angka 160 ribu lebih.

Atau lebih tepatnya, seperti dilansir inews.id, kasus positif terinfeksi covid-19 berjumlah 163.429 jiwa. Jelas, jumlah ini semakin mengukuhkan AS sebagai negara dengan kasus virus corona terbesar di dunia, disusul Italia dan China.

Kendati demikian, AS boleh jadi masih disebut beruntung, karena dengan jumlah kasus yang menembus angka 160 ribu lebih justru angka kematiannya masih jauh dibanding Italia.

Dikutip Inews.id, yang dihimpun dari data Johns Hopkins hingga  Senin waktu setempat atau Selasa (31/3) WIB, mencapai 3009 orang.

Dengan lonjakan kasus positif yang semakin tinggi, masih dilansir inews.id, Presiden AS, Donald Trump memperpanjang social distancing hingga 30 April 2020. Sebelumnya Trump hanya menargetkan hingga 12 April saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline