Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Ternoda

Diperbarui: 16 Oktober 2019   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay Sunrise Matahari Gunung - Foto gratis di Pixabay

Semilir anging bertiup dalam kepala
Nyiur melambai mengisi kelopak mata
Deburan ombak menggantikan lidah bergerak
Rona pagi menyelimuti hati hingga hilang gelap dan sepi

Nikmat mana lagi yang masih kita cari
Hamparan taman bunga warna warni menghias kulit ari
Kucauan burung bernyanyi merdu hiasi daun telinga pagi
Dalam sapa dan canda riang gembira

Sungguh aku tak bisa menyangka
Badai topan menghancurkan masih jadi doa
Tsunami ganas menenggelamkan adalah angan diusahakan agar jadi kenyataan
Juga indahnya warna-warni diinjak-injak hingga tak berbentuk lagi

Kemurungan apa ingin kalian persembahkan
Derita dan air mata mana membuat kalian bahagia
Sungguh aku tak mampu menyimak sejernih mereka
Pengap penuhi rongga dada seakan terkurung dalam goa tak berjendela

(Sungai Limas, 16 Oktober 2019)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline