Lihat ke Halaman Asli

EDROL

Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Pesona Surutnya Danau Toba, Kemustahilan Geopark Kelas Dunia

Diperbarui: 29 Desember 2017   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dermaga Urat, Palipi, Pulau Samosir (Dokumentasi Pribadi)

Rabu kemarin, 27 Desember 2017 yang lalu saya bersama keluarga berkesempatan untuk menjelajah pulau di tengah Danau Toba yang dikenal dengan Pulau Samosir. Kami melaksanakan kunjungan ke keluarga di Desa Urat, Kecamatan Palipi, Kabupaten Toba Samosir.

Kami berkendara dengan mobil minibus menyeberang dengan kapal motor penyeberangan Ferry  dari Pelabuhan Ajibata menuju Pelabuhan Tomok. 

Kami wajib mengantri untuk masuk Ferry mulai pukul 21.30 wib pada tanggal 26 Desember 2017 dan berhasil masuk kapal Ferry KMP Tao Toba II pada pukul 01.35 wib pada tanggal 27 Desember 2017. Total waktu antrian kurang lebih 5 jam.

Peta Danau Toba dan Pulau Samosir (www.worldlakes.org)

Sehubungan dengan libur panjang akhir tahun, pelabuhan Ajibata dibuka selama 24 jam bagi penyeberangan sedang pada hari biasa sudah tutup pada pukul 21.00 setiap harinya. Satu unit mobil dan sopir dikenakan biaya 106.000 rupiah sedangkan penumpang dikenakan biaya per orang 3.500 rupiah serta biaya asuransi 400 rupiah per mobil. 

Satu kapal ferry maksimal dapat menyeberangi mobil minibus sebanyak 30 unit. Waktu tempuh dari pelabuhan Ajibata hingga tiba di pelabuhan Tomok sekitar 40 sampai 45 menit. Kami mendarat di pelabuhan Tomok pukul 02.15 wib pada tanggal 27 Desember 2017. 

Loket pelabuhan Tomok sudah tutup dan tidak ada antrian mobil. Ini artinya operasional Kapal Ferry khusus menyeberangkan mobil penumpang dari daratan Pulau Sumatera melalui pelabuhan Ajibata, Parapat menuju Pulau Samosir via Pelabuhan Tomok.

Dari pelabuhan Tomok kami keluar ke arah kanan dan langsung meluncur menuju Desa Urat, Palipi, Samosir. Mobil minibus yang kami tumpangi sesekali harus membentur lubang jalan dan melibas tikungan demi tikungan sepanjang jalanan pingiran Danau Toba dengan kecepatan rata-rata 50 -- 60 kilometer per jam. 

Hanya ketika di daerah Pangururan, kami wajib melintasi jalan kota melalui terminal Pangururan, menyaksikan indah kerlap-kerlip lampu hias pohon natal karya sekolah dari bahan daur ulang. Setelahnya kembali mobil kami melintasi pinggiran Danau Toba. Kami tiba di Desa Urat pada pukul 06.30 wib pada tanggal 27 Desember 2017.

Rumah keluarga kami dekat dengan dermaga kapal Pelabuhan Urat yang nampaknya sudah lama terbengkalai. Konon kapal wisata pernah singgah sekitar 10 tahun yang lalu di dermaga tersebut, kenang istri saya masih sempat mengecap perjalanan via perairan Danau Toba. 

Dia naik kapal wisata dari pelabuhan Ajibata, Parapat menuju Pelabuhan Urat dengan beberapa titik singgah mulai di Pelabuhan Tomok kemudian di Pelabuhan Tuk-tuk selanjutnya Pelabuhan Simanindo lanjut singgah di Pelabuhan Pangururan dan terakhir transit di Pelabuhan Mogang dan Pelabuhan Nainggolan dengan total waktu tempuh sekitar 5 jam.

Banyak dermaga pelabuhan di Pulau Samosir kini harus tutup karena kondisi perairan mengalami penyurutan hingga 40 meter dari pangkal jembatan dermaga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline