Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Apakah KAMI Mewakili Kami, Ah Perasaan Kamu Saja!

Diperbarui: 21 Agustus 2020   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wartakota.tribunnews.com

Sudah lama tidak menulis politik rasanya jadi grogi. Apakah yang terjadi jika aku merasa harus menjadi antagonis diantara teman- teman penulis yang mencoba memihak. Di manakah posisi saya menanggapi terbentuknya KAMI (Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia). 

Hah! memang segawat itu Indonesia. Para tetua yang pernah merasakan manisnya jabatan, nikmatnya kekuasaan menggalang kekuatan melawan pemerintah hanya gara -- gara krisis ekonomi karena terjangan Covid 19.

Bukan, pasti para mantan pejabat, penguasa itu melihat ada yang tidak beres dalam kekuasaan rezim "Jokowi". Mereka yang sepi job di pemerintahan merasa mereka dipinggirkan maka mereka memilih "melawan" rasa sepi itu dengan membentuk KAMI. 

Apakah bermanfaat? jangan tanyakan pada yang bersikap antagonis, tentu saja upaya mereka untuk membentuk koalisi melawan Jokowi hanyalah pekerjaan sia - sia belaka. Pekerjaan halu yang dilakukan oleh orang -- orang yang kecewa dan merajuk.

KAMI itu bukan KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang legendaris di zaman Orde Lama. Arief Rahman Hakim menjadi korban dari demonstrasi untuk membubarkan PKI dan memprotes tindakan reshuffle kabinet yang diantaranya masih melibatkan orang- orang yang terlibat dalam organisasi PKI. 

KAMI akhirnya bisa meruntuhkan dan mengganyang PKI serta meruntuhkan kekuasaan Orde Lama. Melawan dengan semangat gelegak anak muda yang merasa ada hal melenceng dalam kekuasaan orde lama yang cenderung ingin melanggengkan kekuasaan.

KAMI sekarang ini adalah gerakan yang aneh bin lucu itu versi antagonis. Lebih bagus melakukan gerakan untuk menyelamatkan Indonesia dari krisis akibat Covid 19. 

Rasanya semua negara tengah di jurang krisis, semua negara sedang berjuang untuk menekan persebaran Covid 19. Jepang, Singapura, AS, China, Rusia dan hampir semua negara terkena dampaknya, tidak mudah menggerakkan ekonomi di tengah ancaman Covif 19 ini. 

Pemerintah sudah berusaha keras dengan membuat stimulus, menyelamatkan Indonesia dari jurang Krisis. Tidak ada negara yang bisa menghindar dari krisis. Sebab kran ekspor dan impor terganjal oleh protokol pencegahan Covid. Yang bisa dilakukan adalah mencari formula, vaksin untuk pengobatan dan pencegahan mereka yang terdampak Covid 19.

Gerakan KAMI itu seperti mengudak -- udak lumpur yang tengah kotor, percuma tidak akan banyak gunanya, lebih baik mendorong masyarakat mematuhi protokol, memakai masker, mematuhi social distancing, physical distancing. Lihat di ibu kota saja terutama di perkampungan padat seperti Cengkareng protokol Covid 19 banyak dilanggar, mereka keluar dengan Pedenya tidak memakai masker. 

Rasanya lebih gagah tidak memakai masker, masalah penyakit itu khan serahkan saja pada yang di atas. Heh, susah benar memahami pemikiran jutaan kepala yang punya keinginan dan ego yang berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline