Lihat ke Halaman Asli

DuaBahasa

Words are mighty powerful; it's the Almighty's word that perfected our universe

Belajar dari Pakar: Seleksi Staf ala Elon

Diperbarui: 12 November 2022   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Elon Musk, pemilik twitter sekarang, mendirikan SpaceX sekitar 20 tahun lalu.

Peluncuran roket mereka yang pertama, Falcon 1, gagal hingga tiga kali. Jika yang keempat gagal lagi, SpaceX harus tutup karena modal hampir habis.

Kala itu memang kemampuan mereka dari sisi teknik masih kurang. Mereka kurang pengetahuan dan pengalaman di industri tersebut.

Harus ada orang yang betul-betul ahli yang cakap memimpin tim teknik SpaceX. Tenaga ahli yang bagus, sayangnya, tidak ada yang mau bergabung. Dan Elon tidak mau merekrut tenaga yang biasa-biasa saja. Percuma, menurutnya.

Dia lalu turun tangan, dan mengepalai departemen teknik. Anggota tim dipilihnya sendiri.

Sosok sekaliber Elon Musk, sang triliuner visioner, memang tidak main-main jika menyangkut kecakapan anggota tim yang dia pimpin.

Bagaimana cara dia mencari talenta terbaik, dan mengapa cara itu yang dia pilih?

Teknik rekrutmen yang Elon pakai terbilang tidak lazim.

"Saya lebih mengikuti naluri.

"Dalam wawancara dengan calon karyawan, pertanyaan saya selalu sama.

"Dia saya minta bercerita tentang persoalan hidupnya, apa saja keputusan yang dia ambil selama persoalan itu belum tuntas, dan mengapa dia memutuskan demikian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline