Lihat ke Halaman Asli

Dodik Suprayogi

Independen

3 Kelebihan dan Kekurangan Bawang Putih Lokal Dibanding Bawang Putih Impor

Diperbarui: 2 September 2022   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bawang putih. (PIXABAY/MATTHIAS BOECKEL by Kompas.com)

Nyatanya, Indonesia juga punya bawang putih yang tidak kalah berkualitas dibanding bawang putih impor seperti bawang putih kating dan shin chung dari China

 Merujuk data dari dokumen Outlook Bawang Putih 2020 yang dipublikasikan Kementerian Pertanian (Kementan), Indonesia rata-rata mengimpor bawang putih sebanyak 509.621 ton per tahun setidaknya sepanjang tahun 2014-2018. Menjadikan Indonesia berada di posisi teratas sebagai negara importir bawang putih terbesar di dunia.

Bahkan pada periode bulan Maret 2022, realisasi impor bawang putih melonjak signifikan di angka 2.405,5% atau 15.935 ton dengan nilai US$ 20,6 juta  jika dibandingkan dengan Februari 2022 yang hanya 636 ton dengan nilai US$ 1,3 juta. 

90% lebih kebutuhan bawang putih Indonesia diimpor dari negara lain seperti China dan India. Impor tersebut dilakukan memang dengan sebab. Bawang putih yang hanya sesuai dibudidayakan di wilayah sub-tropis seperti Asia Timur, Asia Barat dan Amerika Utara, mengalami kesulitan jika dikembangkan di Indonesia yang notabeni wilayah tropis.

Namun, Kementerian Pertanian sejak beberapa tahun belakangan ini mulai mengembangkan potensi bawang putih lokal yang ada di Indonesia agar dapat masuk ke pasar konsumsi dalam negeri. Karena selama ini selain secara ketersediaan yang sangat amat rendah, pengenalan bawang putih lokal untuk konsumsi rumah tangga masihlah minim.

Daerah-daerah sentra bawang putih seperti Temanggung, Malang, dan Sembalun menjadi daerah pengembangan utama bawang putih lokal oleh Kementan dengan berbagai program-programnya.

Seperti apa bawang putih lokal?

Bawang Putih Lokal Lumbu Hijau (Dokpri)

Bawang putih lokal asli Indonesia dikenal dengan berbagai varietas seperti lumbu hijau, lumbu kuning, lumbu putih, Tawangmangu dan sangga sembalon yang memiliki karakteristiknya masing-masing dan hanya dapat dibudidayakan di dataran tinggi sekitar 900 meter di atas permukaan laut dengan kondisi curah hujan sedang, dan intensitas penyinaran matahari yang cukup, tidak terlalu lembab.

Bawang putih lokal dulu pernah merajai pasar bawang putih konsumsi sebelum tergeser oleh bawang putih impor. Hingga berangsur-angsur keberadaanya hilang. 

Namun, apa kelebihan dan kekurangan bawang putih lokal dibanding bawang putih impor?

Kelebihan Bawang Putih Lokal

Bawang putih lokal selama ini dikonsumsi secara terbatas untuk kebutuhan bumbu dapur petaninya saja, sebagian besar justru dijual dan digunakan kembali untuk pengadaan benih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline