Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Garuda Perlu Belajar dari Malaysia Airlines

Diperbarui: 16 Juli 2019   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malaysia Airlines/abc.net.au

Sejujurnya saya agak kaget mendengar Garuda terus merugi dari tahun ke tahun. Sudah itu menjelang lebaran kemarin para pilotnya mengancam mogok pula.

Untunglah ancaman tersebut tidak terjadi dan nyatanya Garuda tetap terbang dengan selamat mengantarkan para penumpang mudik dan balik.

Sebagai pelanggan tetap Garuda, sejak bekerja di pusat, rasanya saya belum pernah menemukan kursi Garuda kurang dari 80% load factor-nya.

Pesawat MAS Berbadan Besar (Dokpri)

Memang harus diakui sebagian besar penumpang Garuda merupakan pegawai negeri atau BUMN yang ngga mau rugi harus mengembalikan uang tiket karena sekarang diberlakukan ticket at-cost alias tidak bisa menabung dari kelebihan sisa uang tiket.

Lihat saja kalau hari kerja, penumpangnya didominasi seragam putih, atau kalau malu-malu dibungkus jaket atau rompi, atau pakai baju batik agar tidak terlalu mencolok.

MAS Siap Terbang Menuju London (Dokpri)

Sepanjang pengetahuan saya, beberapa tahun terakhir ini penerbangan Garuda cukup aman, tidak ada kecelakaan besar terjadi seperti pesawat jatuh atau gagal lepas landas.

Paling-paling kecelakaan minor seperti terpeleset dari landasan atau ban pecah yang tidak terlalu mengganggu stabilitas keuangan.

Jadi cukup aneh bila terus menerus rugi, kecuali ada kebijakan pemerintah melarang pegawainya naik Garuda.

Set Menu Lengkap MAS (Dokpri)

Nah, melihat persoalan itu, seharusnya Garuda berkaca pada maskapai penerbangan negeri tetangga yang empat tahun lalu kena musibah beruntun.

Pertama, pesawat MH-370 menghilang tanpa jejak di udara setelah lepas landas dari bandara KLIA menuju Beijing dengan membawa 230 orang termasuk awak dan penumpang. Ditambah hingga saat ini kehilangan tersebut masih misteri, hasil investigasi terakhir menyatakan kemungkinan pilotnya melakukan kamikaze alias bunuh diri.

Kedua, selang beberapa bulan kemudian MH-17 dari Amsterdam menuju KLIA dihajar rudal pemberontak Krimea di atas langit Ukraina, kabar terakhir ternyata rudal dimiliki oleh salah satu brigade Rusia (sumber di sini).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline