Lihat ke Halaman Asli

Dismas Kwirinus

-Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Harus Memilih Antara Pendidikan Anak atau Politik

Diperbarui: 10 Januari 2021   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi Bpk. Dionesius. Foto: Proses belajar mengajar di SMP PGRI 02 Tapang Semadak, Kec. Sekadau Hilir, sebelum masa pandemi.

Setiap orang tidak dapat menyangkal bahwa manusia merupakan homo homini socius dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup seorang diri. Manusia tidak dapat mengenal dan menemukan dirinya tanpa orang lain. Melalui keberadaan sesamanya manusia dapat mengenal dan mengerti siapa dirinya dalam hubungan dengan sesama dan alam.

Manusia memerlukan kehadirian orang lain di dalam kemajuan dan pengembangan dirinya. Pengembangan hidup manusia sebagai manusia seutuhnya tentu saja dibutuhkan ketika dia hadir bersama dengan yang lain. Kehadiran bersama yang lain dapat memberikan suatu pengetahuan baru bagi dirinya di dalam relasi dan memahami hidup serta kepribadiannya. Dalam komunikasi bersama yang lain itu manusia mendapatkan juga informasi baru seputar dunia dan semesta yang berhubungan dengan hidupnya.

Sosialitas di dalam pembentukan diri seorang manusia sangat penting dan berarti. Hal ini mau menegaskan akan pentingnya orang lain dalam perkembangan dan kemajuan hidup seorang pribadi. Seorang manusia mustahil dapat hidup dengan menutup diri dari masyarakat di sekelilingnya. 

Setiap orang sebagai individu membutuhkan bantuan orang lain sebagai sesama anggota dalam suatu masyarakat karena dapat membantu dalam usaha mencari, membentuk dan menemukan identitas dirinya. Maka pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan seorang manusia, justru menjadi nyata ketika hidup, berelasi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Dalam sebuah keluarga sosialitas jelas ada dan sungguh nyata, sebab anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya selalu bersosialisasi. Seorang suami akan selalu berelasi dengan istri dan anak-anaknya. Seorang istri akan selalu berkomunikasi dan berelasi dengan suami dan anak-anaknya. 

Demikian juga anak-anak akan selalu berelasi dan berkomunikasi dengan orangtuanya, artinya adanya hubungan timbal balik dari taip-tiap anggota keluarga. Maka sebuah keluarga akan menjadi keluarga yang harmonis dan tercipta suasana yang kondusif. Keluarga yang harmonis karena ada suatu komunikasi dan keterbukan satu sama lain. Di sinilah peran orangtua sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya.

Dengan mengatakan pendidik pertama maksudnya bahwa orang pertama yang bertugas untuk mendidik adalah orangtua. Namun pengertian pertama di sini bukan dalam arti kuantitatif melainkan kualitatif sehingga orangtua disebut sebagai pendidik pertama dan terutama. Dalam hal ini orang tua juga sebagai pendidik pertama dalam kehidupan keluarga karena keluarga merupakan tempat pertama pembentukan karakter anak. Meskipun sekolah juga salah satu lembaga pendidikan, orangtua memiliki ikatan emosional yang lebih kuat dengan anak-anak.

Selain berfungsi sebagai lembaga pertama tempat sang anak menjalani apa yang disebut sosialisasi, keluarga juga merupakan sebuah tempat anak-anak menerima pendidikan nilai. Di dalam keluarga anak-anak belajar dari cara orangtua bertindak dan berbicara. Melalui contoh pola hidup anka-anak bisa meneladani orang tua. Orang tua memberi contoh dan menjadi contoh sehingga anak-anak akan mencontohi apa yang diterpkan oleh orang tua.

Orangtualah yang memegang peranan utama dalam pendidikan. Orang tua menjadi pendidik pertama dan terutama bagi anak-anak dalam bersosialisasi mulai dari keluarga sebagai tempat pertama. Mereka mempunyai hak asli, pertama dan yang tidak dapat digantikan oleh orang lain yakni hak untuk mendidik anak-anak. 

Sebagai pendidik pertama maka selayaknya orangtua memberikan dasar-dasar yang kuat bagi kemajuan dan perkembangan diri anak-anak. Peran orangtua sebagai pendidik pertama akan runtuh ketika mereka terlibat dalam dunia politik. Memang tidak semua orang tua demikian tapi hal ini perlu diwaspadai.

Hidup dan terlibat dalam dunia politik kadang-kadang mendorong orang untuk mengejar kekayaan dengan cara yang tidak halal misalnya, korupsi. Dalam dunia politik masalah kebenaran dan keadilan hanyalah sebuah slogan. Karena itu visi dan misi suatu negara tidak bisa dijalankan dengan baik sehingga masyarakatlah yang akan menerima konsekuensinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline