Lihat ke Halaman Asli

Dinar Febri Budiman

Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Cela Hujan di Kota

Diperbarui: 21 Februari 2023   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Zoe Photo

Sudah lama pelangi tak mengulurkan warnanya untuk hari-hariku yang melelahkan.

Begitu sepi berdiri di bawah pada awan kelabu.

Dan bagaimana senja pergi dia tak pernah menjajikan cahaya apa pun setelahnya.

Saat hujan orang-orang bernaung, tapi aku dengar beberapa dari mereka mengutukinya.

Padahal hujan sangat dinanti oleh tumbuh-tumbuhan kering.

Sejernih air hujan pun masih bisa dicela.

Penduduk kota hanya terhibur oleh apa yang mereka bayar.

Pikiran mereka mengambang pada gelombang kopi.

Saling acuh di setiap pagi.

Mereka saling berhimpit di sini namun enggan pulang ke desa dan tetap bertahan demi uang.

Padahal kota bukan kotak ajaib yang bisa mengubah-ubah nasib seseorang.

Bekasi, 20 Februari 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline